TEMPO.CO, Jakarta - Penjaga perbatasan Myanmar menembaki sebuah kapal nelayan Bangladesh di Sungai Naf, Senin, 6 Februari 2017. Otoritas kepolisian setempat mengatakan insiden di perbatasan kedua negara tersebut menewaskan seorang nelayan dan melukai dua lainnya.
Ketegangan meninggi sejak ribuan penduduk Rohingya melarikan diri dari Myanmar melalui perbatasan pada Oktober 2016. Penembakan terhadap nelayan tersebut merupakan insiden yang kedua kali.
Kepala polisi setempat, Iqbal Hossain, mengatakan para penjaga menembaki perahu setelah diduga tersesat ke wilayah Myanmar. "Tiga dari nelayan terluka dengan luka tembak. Mereka (nelayan) mengatakan tidak menyadari telah melintasi wilayah perairan Bangladesh," katanya kepada AFP, seperti dilansir Channel News Asia.
Perahu yang membawa para nelayan kembali ke kota perbatasan Bangladesh dari Teknaf dan yang terluka dibawa ke rumah sakit. Nurul Amin, 26 tahun, meninggal karena luka tembakan. "Para nelayan mengatakan mereka tidak diberi peringatan lebih dulu sebelum polisi penjaga perbatasan Myanmar mulai menembak," kata pejabat polisi lain.
Hampir 70 ribu warga muslim Rohingya telah memasuki Bangladesh dalam beberapa bulan terakhir. Mereka lolos dari upaya pembunuhan dan pemerkosaan massal oleh tentara Myanmar yang telah memicu protes di seluruh Asia Tenggara.
Menurut pemerintah Bangladesh, 400 ribu warga Rohingya hidup di Bangladesh dan sebagian besar tidak terdaftar. Sejak Minggu, otoritas di Dhaka meminta diplomat dan badan-badan PBB mendukung rencana memindahkan pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil.
CHANNEL NEWS ASIA | ARKHELAUS W.