TEMPO.CO, Islamabad - Nahas, rangkaian perayaan hari Natal ini berakhir tragis. Sedikitnya, 31 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya dirawat di rumah sakit akibat meneguk minuman keras oplosan saat merayakan Natal di Pakistan.
Polisi Pakistan menyebutkan, Selasa, 27 Desember 2016, bahwa 45 orang dirawat karena keracunan setelah menenggak minuman keras sebagai bagian dari perayaan Natal di kota Toba Tek Singh, Provinsi Punjab.
"Pembuat dan pemasok minuman keras oplosan juga meninggal dunia," kata pejabat senior polisi, Bilal Kamyana. "Pembuat menyiapkan minuman keras di rumahnya."
Petugas polisi Atif Imran Qureshi mengatakan puluhan orang diangkut ke rumah sakit di provinsi Punjab setelah mereka mengonsumsi alkohol oplosan yang terkontaminasi. Sebanyak 19 orang tewas pada Selasa, dan 12 korban lainnya tewas pada Senin.
Umair Ahmed, dokter di rumah sakit Allied di kota Faisalabad, mengatakan, hingga Rabu, 28 Desember 2019, belasan korban lainnya masih dirawat.
Alkohol sebagian besar dilarang di negeri mayoritas Muslim Pakistan. Namun, bagi non-Muslim dapat membelinya dari toko berlisensi. Minoritas Kristen perlu izin untuk membeli alkohol dalam jumlah tertentu.
Namun, kebanyakan orang Kristen yang miskin membeli minuman keras buatan sendiri alias oplosan yang lebih terjangkau di kantong, meskipun menyebabkan puluhan kematian hampir setiap tahun. Adapun umat Kristen di Pakistan berjumlah sekitar 1,6 persen dari total 190 juta penduduk, dan mayoritas tinggal di Punjab.
INDEPENDENT|REUTERS|YON DEMA