Ada yang mengutuk tindakan brutal yang menggambarkan kekejaman rasialis yang pernah terjadi di Afrika Selatan. Ada pula yang menilai justru masyarakat kulit putih terancam di negara itu sehingga membutuhkan perlindungan.
Ternyata setelah lebih dari dua dekade rezim apartheid berakhir, Afrika Selatan masih dilanda rasialisme. Masyarakat masih terbelah dua antara kulit hitam dan kulit putih. Bahkan ketegangan antara kulit putih dan non-putih lebih buruk dari sebelumnya.
Sebagai gambaran, Komisi Hak Asasi Manusia Afrika Selatan menerima 160 keluhan terkait dengan rasis. Ini jumlah tertinggi yang pernah terjadi dalam 20 tahun terakhir.
Baca juga:
Di Pernikahan Sandra Dewi-Harvey, Ahok Dikejar Nenek-nenek
Jokowi Buka Cerita Soal #JaketJokowi yang Bikin Heboh
Menurut Transvaal Agricultural Union, diperkirakan 3.000 kasus serangan kekerasan terhadap area pertanian dan lebih dari 1.600 orang petani dibunuh sejak 1990.
Transvaal tahun lalu mengajukan komplain ke Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang kekejaman yang dilakukan kelompok minoritas. Maksudnya, penduduk berkulit putih di Afrika Selatan hanya berkisar 9 persen dari seluruh populasi, tapi mereka menguasai pos-pos penting dan mendominasi kebanyakan industri strategis.
Namun, Johann Burger sebagai peneliti senior dari Institute for Security Studies memperkirakan rekaman video remaja pria berkulit hitam yang dipaksa masuk peti mati dan akan dibakar, telah dimanfaatkan orang-orang radikal dari kedua pihak, berkulit putih dan non-berkulit putih. Rekaman ini dipakai sebagai bukti untuk mendukung cara pandang mereka masing-masing.
DAILY MAIL | MARIA RITA
Baca juga:
Kasus Al Maidah 51: 6 Alasan Ahok Tak Akan Dipenjara
Diadukan Kubu Jokowi, Ini 3 Jurus Ahmad Dhani Melawan