TEMPO.CO, Des Moines - Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Hillary Clinton menantang FBI untuk secepatnya merilis temuan baru dari hasil investigasi terkait dengan skandal e-mail yang menjeratnya saat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Amerika.
Clinton marah karena muncul rumor terbaru bahwa FBI menemukan bukti baru saat menyelidiki kasus Anthony Winer—suami orang kepercayaan Clinton selama kampanye pemilihan presiden, Huma Abedin. Weiner dilaporkan kembali mengulangi perbuatan tak pantasnya dengan mengirimkan pesan-pesan dan video cabul kepada seorang anak usia 15 tahun.
Baca Juga:
Baca:
Inggris Buka Pangkalan Militer Pertamanya di Timur Tengah
Dua Wanita Yazidi Irak Dianugerahi Sakharov Prize
Rumor yang beredar, menurut Clinton, Abedin dan Weiner menggunakan laptop yang sama dalam menjalankan aktivitas mereka. FBI menemukan ada e-mail yang relevan pada kasus investigasi e-mail dan server pribadi milik Clinton. Padahal FBI sudah menutup investigasinya yang berjalan selama empat bulan.
"Kita tinggal sebelas hari dari kemungkinan pemilihan paling penting dalam hidup kita. Rakyat Amerika layak mendapatkan fakta yang lengkap secepatnya," kata Clinton marah dalam konferensi pers di Des Moines, seperti dikutip dari Daily Mail pada 29 Oktober 2016.
Clinton mengatakan informasi tentang Weiner baru sebatas rumor. "Kami tidak tahu apa yang harus dipercaya dan saya yakin akan ada lebih banyak lagi rumor. Itu sebabnya inkumben ini meminta FBI menjelaskan kepada kita apa yang sedang mereka bicarakan," kata Clinton yang duduk bersebelahan dengan Abedin saat akan berkampanye di satu SMA di Des Moines.
Pada Jumat lalu, Direktur FBI James Comey mengirimkan surat ke Kongres menjelaskan dia telah kembali membuka investigasi kasus e-mail Clinton sehubungan ada bukti baru yang diklaim relevan.
FBI sebelumnya membongkar seribu lebih e-mail kerja Clinton sebagai menteri luar negeri dengan menggunakan akun e-mail pribadi dan dikirimkan dari server pribadi Clinton juga.
Clinton dianggap ceroboh karena tidak menggunakan e-mail resmi pemerintah. Sehingga FBI turun tangan memeriksa kasus ini. Namun FBI kemudian menutup kasus itu.
TIME | DAILY MAIL | MARIA RITA