TEMPO.CO, Al Manamah - Inggris membuka pangkalan militer permanennya yang pertama di Timur Tengah dalam 40 tahun terakhir ini pada November 2016. Inggris memilih Bahrain untuk membangun pangkalan militer permanennya yang akan menjadi rumah bagi 600 prajurit dan sejumlah perlengkapan militernya.
Pangkalan militer yang diberi nama HM Juffair akan diresmikan Pangeran Charles bulan depan, seperti dilansir Daily Mail, 28 Oktober 2016.
Pembukaan pangkalan militer Inggris di Bahrain sehubungan dengan menguatnya dorongan agar Inggris memperkuat ekonomi dan militer di kawasan itu.
Baca:
Dua Wanita Yazidi Irak Dianugerahi Sakharov Prize
Kesetrum, Remaja Ini Dikubur Orang Tuanya agar Sembuh
Deklarasi Damai, Ini Janji Calon Gubernur DKI Jakarta
Dengan adanya pangkalan militer Inggris di Bahrain, lalu lintas kapal pengangkut minyak Inggris di Selat Hormuz akan terlindungi dari ancaman blokade. Iran pada 2012 pernah mengeluarkan ancaman untuk menutup selat itu sebagai balasan atas sanksi internasional kepada Iran.
Sedangkan kapal-kapal tanker milik Inggris berlayar di Selat Hormuz setiap 48 jam dengan membawa minyak dan gas dari negara-negara Timur Tengah.
Selain itu, pangkalan militer berbiaya 30 juta pound sterling atau Rp 474,9 miliar tersebut akan digunakan untuk melawan ekstremis di kawasan itu serta menjalankan misi memberangus Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Proyek ini dapat menyelamatkan keuangan Kementerian Pertahanan jutaan, karena mereka tidak perlu balik ke Inggris," tutur seorang diplomat.
Proyek membangun pangkalan militer permanen Inggris di Bahrain dimulai pada 2014. Biaya pembangunan pangkalan militer ditanggung Bahrain dan Inggris. Dari total biaya sekitar Rp 474,9 miliar, Inggris berkontribusi sebesar 7,5 juta pound sterling atau sekitar Rp 118,7 miliar. Selebihnya ditanggung Bahrain.
DAILY MAIL | MARIA RITA