TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pihak dari kantor kejaksaan Paris mengatakan polisi telah menangkap lima orang yang diduga berkaitan dengan pelaku teror yang menewaskan 84 orang di Nice. Polisi menangkap tiga orang pada Sabtu. Sedangkan dua orang lainnya telah ditangkap pada Jumat lalu, termasuk mantan istri pelaku teror.
Pada Kamis lalu, Mohamed Lahouaiej-Bouhlel mengendarai sebuah truk, lalu menyerang kerumunan warga setempat yang tengah mengikuti perayaan Bastille Day di Nice, Prancis. Atas insiden tersebut, kepolisian akhirnya menembak pelaku hingga tewas. Kelompok militan Negara Islam atau ISIS mengklaim pelaku merupakan salah satu anggotanya.
"Mereka menargetkan serangan terhadap warga negara yang bergabung untuk memerangi Negara Islam,” kata salah kantor berita yang dikenal memiliki hubungan dengan kelompok tersebut, Amaq Agency.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, mengatakan Lahouaiej-Bouhlel termasuk orang yang berubah menjadi radikal dalam waktu singkat. Bernard menyebutkan serangan tersebut sebagai jenis serangan baru sehingga hal tersebut menunjukkan besarnya kesulitan dalam melawan terorisme.
Bernard menyebutkan Lahouaiej-Bouhlel adalah seorang pria berusia 31 tahun yang merupakan warga keturunan Tunisia. Ia berjalan sejauh 2 kilometer sepanjang promenade untuk menyasar kerumunan orang. Dari 84 yang meninggal dunia, sepuluh orang di antaranya adalah anak-anak. Sebanyak 202 orang dinyatakan terluka. Setidaknya, sebanyak 52 orang berada dalam keadaan kritis.
BBC.COM | LARISSA HUDA