TEMPO.CO, Istanbul - Mohamed Lahouaiej Bouhlel, 31 tahun, sopir truk tronton yang melindas ratusan orang hingga mengakibatkan 84 di antaranya tewas dalam acara Bastille Day di Nice, Prancis, dikabarkan telah mengirimkan 240 ribu dinar Tunisia atau sekitar Rp 1,45 miliar kepada keluarganya di Tunisia.
“Mohamed mengirimi keluarganya 240 ribu dinar Tunisia dalam beberapa hari terakhir," kata saudara Mohamed, Jaber Bouhlel, seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu, 16 Juli 2016.
Jaber mengatakan saudaranya itu mengirimkan uang secara teratur seperti kebanyakan orang Tunisia yang bekerja di luar negeri. Namun uang sebanyak itu dianggap sebagai kejutan. Namun ia membantah bahwa Bouhlel termasuk anggota teroris.
Ayah Mohamed, Mohamed Mondher Lahouaiej Bouhlel, pun membantah anaknya merupakan prajurit dari kelompok radikal seperti yang diklaim ISIS. Ia mengaku syok mendengar kabar putranya terlibat dalam peristiwa yang menewaskan 84 orang di Prancis. Ia mengatakan kehilangan kontak setelah anaknya pindah ke Prancis.
Mondher berkukuh bahwa putranya tidak memiliki hubungan dengan isu agama dan kelompok radikal ISIS. Namun ia mengakui bahwa anaknya bersikap cukup keras. Saat bulan puasa, Mohamed tidak berpuasa dan meminum minuman keras hingga mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
Mondher menceritakan kehidupan keluarganya yang miskin. Mereka tinggal di lingkungan miskin di Msaken, sekitar 90 mil sebelah selatan dari Tunis, ibu kota Tunisia. Msaken juga hanya berjarak 12 mil dari resor pantai Sousse, tempat pria bersenjata dari ISIS, yaitu Seifeddine Rezgui, membantai 38 orang yang berlibur pada Juni 2015.
DAILY MAIL | DANANG FIRMANTO