TEMPO.CO, Bogota - Kantor Kejaksaan Kolombia menyelidiki keterlibatan lima pemimpin tertinggi kelompok pemberontak gerilyawan Angkatan Bersenjata Nasional (ELN) dalam ribuan kasus kejahatan perang dan kemanusiaan.
Penyelidikan ini, menurut kantor Kejaksaan Kolombia pada Rabu, 11 Mei 2016, dilakukan sehubungan dengan berlangsungnya proses pembicaraan damai antara pemerintah Kolombia dan ELN yang diumumkan pada Maret lalu. Namun penculikan dan penyerangan oleh gerilyawan ELN ke infrastruktur perusahaan minyak masih berlangsung.
Seperti dikutip dari Reuters, ELN diduga melakukan 15.896 kejahatan, seperti penculikan, perekrutan anggota militer, pemindahan paksa penduduk, peledakan bom, dan kekerasan terhadap perempuan. Pemimpin tertinggi ELN, Nicolas Rodriguez Bautista atau dijuluki Gabino, dan empat pemimpin ELN lainnya menjadi fokus penyidikan.
"Kami menginvestigasi kejadian, pergerakan, perluasan, kebijakan, dan strategi ELN, struktur mereka dan pertanggungjawaban pimpinan untuk kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan selama konflik," kata Jaksa Agung Jorge Fernando Perdomo.
ELN dibentuk terinspirasi dari revolusi Kuba pada 1959. Pendirinya beberapa pastor Katolik radikal pada 1964. Kelompok bersenjata ini melakukan kejahatan seperti meledakkan pipa minyak dan instalasi lain terkait dengan industri minyak Kolombia.
REUTERS | MARIA RITA