TEMPO.CO, Manila - Kelompok militan Abu Sayyaf merilis sebuah video ancaman bakal menghabisi tiga sandera di tempat perlawanan mereka. Video ditampilkan oleh SITE Intelligence Group, kelompok yang memantau media kelompok Abu Sayyaf.
Para sandera dari Kanada, Norwegia, dan Filipina terlihat duduk di tanah sambil memohon belas kasihan. Sedangkan enam anggota Abu Sayyaf berdiri di sekitar mereka sambil menenteng senjata. Video itu tampaknya direkam di sebuah hutan.
Sebagaimana dilansir dari laman Asian Correspondent, Rabu, 4 Mei 2016, para tawanan dikatakan memohon pemerintah Kanada dan Filipina untuk memenuhi tuntutan kelompok Abu Sayyaf membayar uang tebusan. Tahanan asal Filipina, Marites Flor, memohon pejabat setempat, tokoh terkemuka, dan calon presiden untuk membantu. "Kami ingin dibebaskan (dalam keadaan) hidup," katanya.
Kjartan Sekkingstad, warga Norwegia, mengatakan, jika permintaan tebusan tidak dipenuhi, "Kami akan dieksekusi seperti teman kami, John."
Abu Sayyaf mengeksekusi mati seorang warga Kanada, John Ridsdel, pada 25 April 2016 setelah pemerintah menolak memberikan uang tebusan 300 juta peso (Rp 83,4 miliar). Kepalanya ditemukan dibuang di Kota Barangay Walled di Pulau Jolo, Provinsi Sulu.
Seorang anggota Abu Sayyaf yang bertopeng berbicara kepada pemerintah Kanada dan Filipina. Dia memperingatkan bahwa ketiga sandera akan dibunuh jika mereka menunda-nunda tuntutan.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengutuk pembunuhan warganya, John Ridsdel. Dia bersumpah tidak menyerah pada permintaan tebusan para penculik.
Polisi dan militer Filipina melancarkan serangan terhadap kelompok militan itu menyusul pemenggalan tersebut. "Kekuatan hukum penuh akan digunakan untuk membawa penjahat ke pengadilan," ujar mereka.
ASIAN CORRESPONDENT | MECHOS DE LAROCHA