TEMPO.CO, Seoul - Sanksi ekonomi dunia internasional terhadap Korea Utara berdampak buruk bagi bisnis makanan negara itu. Badan intelijen Korea Selatan mengungkapkan, lusinan restoran Korea Utara di luar negeri telah ditutup akibat jumlah pengunjung menurun tajam.
"Lebih dari 20 restoran di Cina dan Uni Emirat Arab ditutup atau ditutup sementara disebabkan oleh anjloknya jumlah pengunjung dan kondisi keuangan mereka yang merosot," kata Lee Cheol-woo, anggota komisi intelijen parlemen Korea Selatan, seperti dikutip dari Channel News Asia, 27 April 2016.
Pada awal April lalu, sebanyak 13 pekerja restoran Korea Utara di Cina membelot ke Korea Selatan. Ini jarang terjadi mengingat mereka dapat bekerja di luar negeri atas pilihan keluarga yang setia terhadap rezim Korea Utara.
Warga Korea Utara yang berusaha melarikan diri dan tertangkap akan dijatuhi hukuman berat. Begitu juga keluarga mereka.
Pada Maret lalu, Seoul telah memberitahukan warganya untuk memboikot restoran Korea Utara di luar negeri. Boikot itu untuk memblokade peredaran uang asing ke negara itu.
Korea Selatan menghukum negara jirannya itu setelah beberapa kali melakukan pelanggaran peraturan internasional tentang senjata nuklir. Korea Utara sejak awal tahun ini telah melakukan beberapa kali uji coba rudal balistik dan senjata nuklir.
CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA