TEMPO.CO, Manchester - Seorang pria yang sudah lama bermimpi menjadi seorang ayah bunuh diri setelah mengetahui istrinya tak bisa mengandung alias mandul.
Pria bernama Paul McCumesky tersebut depresi berat setelah ia menyadari bahwa istrinya, Michelle, tak bisa memberinya keturunan.
Baca Juga:
Michele sempat memiliki dua orang anak, yang kini telah remaja, dari pernikahan sebelumnya. Namun kondisi kesehatan yang dialaminya membuat perempuan berusia 32 tahun tersebut tak bisa lagi mengandung.
Hanya selang 8 hari setelah merayakan ulang tahun ke-40, McCumesky berkata kepada istrinya betapa ia mencintai perempuan tersebut dan ia meminta izin untuk berbelanja.
Tapi, tak lama kemudian, tubuh pria tersebut ditemukan sudah tak bernyawa di gudang tempat kerjanya, Kinshofer, sebuah pabrik alat berat di Stockport, Greater Manchester.
McCumesky meninggalkan dua lembar surat, satu untuk rekan-rekan kerjanya dan satu lagi untuk istrinya, yang berisi permohonan maaf karena telah mengakhiri hidupnya.
“Ia sebelumnya seorang perokok, tapi berhenti karena berusaha meningkatkan kesuburannya,” kata Michele.
“Paul kurang bersemangat. Saya kira seperti semua orang, kami telah mengupayakan berbagai cara untuk mendapatkan anak. Tapi ia sudah lelah menjadi seorang yang baik. Ia kurang beruntung.
“Ia lelah melihat saya kesakitan karena kondisi kesehatan merupakan penyebab kami tak bisa memiliki anak."
Michelle kemudian mengungkapkan bagaimana pada 24 Oktober lalu ia memergoki suaminya tengah menatap ke arah tembok rumahnya dan terlihat meneteskan air mata.
“Ia bilang akan pergi ke warung untuk membeli susu untuk makan sereal. Ia bilang tak akan pergi lama-lama, lalu mencium saya dan mengatakan 'aku cinta kamu'.”
Ayah McCumesky kemudian menelepon polisi setelah menemukan barang-barang milik anaknya ditinggalkan di tempat kerjanya.
Membuat kesimpulan terkait dengan aksi bunuh diri itu, petugas koroner, Andrew Bridgman, mengatakan, "Paul adalah sosok yang sangat populer dan dicintai semua orang yang mengenalnya. Tapi, tak diragukan lagi, ia mengalami masalah dan merasakan ketidakadilan hidup.”
THE SUN | A. RIJAL