TEMPO.CO, Ankara - Artileri Turki kembali menembaki wilayah Suriah. Demikian dikatakan sumber militer kepada kantor berita Reuters, Selasa, 16 Februari 2016. Sumber militer itu melanjutkan, ini merupakan penembakan hari keempat yang dilancarkan oleh militer Turki.
Turki, Senin, 15 Februari 2016, memperingatkan milisi Kurdi di sebelah utara Suriah agar tidak berhadapan dengan reaksi keras jika mereka mencoba menguasai kota di dekat perbatasan Turki. Turki juga menuduh Rusia jelas-jelas sebagai penjahat perang setelah serangan misilnya di utara Suriah membunuh sejumlah warga sipil.
Serangan ofensif didukung serangan jet tempur Rusia dan milisi Syiah Iran telah membawa pasukan Suriah masuk ke wilayah Turki sejauh 25 kilometer. Milisi Kurdi YPG—dituding oleh Turki sebagai pasukan pemberontak—telah memanaskan situasi. Mereka merebut wilayah Suriah dari pemberontak yang berada di sepanjang perbatasan.
Sekitar 50 orang tewas ketika misil menghantam sedikitnya lima fasilitas kesehatan dan dua sekolah di kawasan yang dikuasai pemberontak Suriah pada Senin, 15 Februari 2016. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, serangan itu jelas melanggar hukum internasional.
Al Arabiya dalam laporannya, Selasa, 17 Februari 2016, menulis, setidaknya 14 orang terbunuh di utara Kota Azaz, kawasan terakhir yang dikuasai pemberontak sebelum perbatasan dengan Turki ketika beberapa misil menghantam rumah sakit sanak dan sekolah untuk para pengungsi. Misil tersebut juga menyasar sebuah rumah sakit di Kota Marat Numan di Provinsi Idlib, selatan Aleppo.
Perdana Menteri Turki Ahmet Davuoglu mengatakan sebuah misil Rusia menghantam sejumlah bangunan, menyebabkan warga sipil banyak yang mati termasuk anak-anak. "Rusia melakukan kejahatan perang," kata Menteri Luar Negeri Turki.
Namun Menteri Kesehatan Rusia Veronika Skvortsova mengatakan serangan udara Rusia menargetkan infrastruktur Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Menurut dia, tidak ada alasan bagi Rusia menyerang fasilitas sipil di Idlib.
"Kami yakin serangan itu bukan dilakukan oleh pasukan pertahanan kami. Ini kontradiksi dengan ideologi kami," ujarnya di Jenewa. Duta Besar Suriah untuk Rusia mengatakan jet tempur Amerika Serikat bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Adapun penasihat keamanan Gedung Putih, Susan Rice, Senin, 15 Februari 2016, mengutuk keras serangan di utara Suriah. Dia mengatakan Iran bertolak belakang dengan komitmennya untuk mengurangi permusuhan sebagaimana disampaikan di depan negara-negara superkuat di Munich, Jumat pekan lalu.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN