TEMPO.CO, Honolulu - Amerika Serikat menyatakan patroli bersama di Laut Cina Selatan diiharapkan dapat meredakan ketegangan di wilayah ini. Komandan Komando Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat Laksamana Harry B. Harris Jr. menyatakan perairan tersebut tak hanya milik Cina, tapi bangsa-bangsa lain di dunia. "Kami mendukung hak setiap negara berpatroli di Laut Cina Selatan, karena kawasan tersebut bukan hanya milik satu negara saja," ujarnya.
Ia menawarkan bagi sejumlah negara lain bersama-sama menjaga wilayah Laut Cina Selatan yang merupakan kawasan bebas untuk dilayari. "Kami memberi kesempatan sejumlah negara untuk bergabung, bukan hanya India," kata Harris kepada para wartawan dari Asia Tenggara, termasuk Tempo, di markas Pacific Command di Honolulu, Hawai, Rabu, 10 Februari 2016.
Namun Harry enggan menjelaskan ihwal rencana patroli gabungan yang akan digelar antara Amerika Serikat dan India di Laut Cina Selatan. Seperti dilansir dari kantor berita Reuters, Amerika dan India berencana mengadakan patroli bersama di wilayah Laut Cina Selatan. Sumber di Kementerian Pertahanan Amerika menyatakan rencana tersebut kemungkinan akan dilakukan tahun ini.
Cina mengklaim kawasan Laut Cina Selatan menjadi salah satu pusat lalu lintas perdagangan dunia. Klaim serupa juga datang dari Malaysia, Thailand, Vietnam, Brunei, dan Taiwan.
Pada akhir Januari lalu, Amerika mengirimkan kapal penghancur ke sebuah wilayah yang diklaim Cina di kawasan Laut Cina Selatan. Juru bicara Pentagon Kapten Jeff Davis mengatakan tak ada kapal milik militer Cina di sekitar kapal Curtis Wilbur USS saat melewati dekat Pulau Triton di Kepulauan Paracel.
Ini adalah kedua kalinya Amerika Serikat mendekati kawasan sengketa. Pada Oktober tahun lalu, Angkatan Laut Amerika juga melakukan latihan dengan berlayar di salah satu dari pulau-pulau buatan Cina.
Masalah di Laut Cina Selatan ini akan menjadi salah satu pembahasan dalam pertemuan kepala negara-negara ASEAN dan Amerika Serikat di Sunnylands, California. "Hal itu menjadi salah satu poin penting yang akan dibahas para kepala negara, termasuk pembangunan landasan pacu (oleh Cina) di Pulau Fiery Cross Reef," ujar Wakil Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Ben Rhodes, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 9 Februari 2016.
Cina telah membangun landasan pacu di Fiery Cross Reef, yang merupakan pulau buatan di Laut Cina Selatan. Hal ini meningkatkan ketegangan di kawasan yang masih menjadi sengketa tersebut.
DEWI RINA (HONOLULU)