TEMPO.CO, Kabul - Taliban membantah sejumlah laporan yang menyebutkan perwakilannya telah bertemu dengan pejabat Rusia guna membicarakan ancaman dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Sebelumnya koran Inggris melaporkan bahwa Presiden Vladimir Putin telah bertemu dengan pemimpin Taliban.
Pekan lalu, seorang pejabat senior Rusia sebagaimana dikutip sejumlah media mengatakan, Rusia tertarik bertemu dengan Taliban untuk memerangi ISIS yang memiliki benteng pertahanan di Afganistan. Dia juga menerangkan bahwa mereka ingin membangun saluran informasi dengan Taliban.
Adapun CNN dalam laporannya pada Jumat, 25 Desember 2015, mengatakan bahwa Rusia sedang bekerjasama dengan musuh lamanya, Taliban, dalam bentuk saling tukar informasi intelijen mengenai keberadaan ISIS di Afganistan. Rusia menyebut Taliban sebagai musuh lama.
"Moskow dan Taliban Afganistan sepakat membangun kerjasama saling tukar informasi intelijen untuk melawan ISIS," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Moskow mengakui telah melakukan serangkaian serangan udara ke basis ISIS di Suriah. Kelompok bersenjata itu, menurut Moskow, kemungkinan menyebarkan gerakan radikal dari Afganistan ke negara-negara tetangganya termasuk Tajikistan atau Uzbekistan.
Dalam sebuah pernyataan Taliban mengatakan bahwa mereka telah melakukan kontak dengan sejumlah negara di kawasan tetapi tidak membicarakan masalah dukungan melawan ISIS.
"Emirat Islam telah membuat dan akan melanjutkan kontak dengan sejumlah negara di sekitar untuk mengakhiri invasi Amerika Serikat terhadap negara kami dan ini adalah hak kami," kata Taliban tanpa menyebutkan identitas pembuat pernyataan. "Tetapi kami tidak melihat kebutuhan menerima bantuan dari siapapun terkait dengan ISIS."
Koran Inggris, Sunday Times, pekan ini mengutip keterangan seorang sumber dengan sebutan "komandan senior Taliban" mengatakan bahwa Putin bertemu dengan pemimpin Taliban, Mullah Akhtar pada September 2015 untuk membciarakan kemungkinan dukungan Rusia terhadap Taliban.
"Putin mengaku bertemu dengan Mansour usai makan malam pada di pangkalan militer di Tajikistan, September 2015," tulis Sunday Times.
ARAB NEWS | CNN | CHOIRUL AMINUDDIN