TEMPO.CO, Jakarta - Serangan bom yang mengguncang Paris pada Jumat malam, 13 November 2015, membuat ibu kota Prancis tersebut mencekam. Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan Paris berada dalam kondisi darurat.
Warga Indonesia yang menempuh studi master filsafat di Universitas Centre Sevres, Paris, Wawan Setyadi, mengatakan suara helikopter terdengar dari berbagai penjuru. "Suara helikopter terus terdengar," ucap Wawan melalui pesan pendek kepada Tempo, Sabtu, 14 November 2015.
Menurut Wawan, polisi melarang warga Paris dan sekitarnya keluar rumah. "Prefektur polisi melalui akun Twitter meminta warga tetap di dalam rumah," ujar Imam Serikat Yesus tersebut melalui pesan pendek kepada Tempo, Sabtu, 14 November 2015.
Simak: Teror di Paris, WNI: Suara Helikopter di Mana-mana
Prefecture de Police lewat akun Twitter @prefpolice menyatakan warga sebaiknya tetap di rumah, kecuali ada kebutuhan absolut yang mendesak dikerjakan. Imbauan juga disampaikan melalui sopir bus. "Sopir mengumumkan jangan pergi ke zona tertentu," tuturnya. Wawan menyatakan tak mendengar suara tembakan dan bom. Saat kejadian, dia sedang dalam perjalanan menuju Vanves, kota di sebelah selatan Paris.
Ledakan terjadi di dekat stadion sepak bola yang tengah memainkan pertandingan Prancis melawan Jerman. Mengutip polisi, televisi Prancis melaporkan, setidaknya 60 orang tewas dan lusinan lain terluka dalam serangan teror di Paris tersebut. Presiden François Hollande segera mengadakan pertemuan kabinet darurat dan mengumumkan bahwa Prancis telah menutup perbatasan.
PRAMONO