TEMPO.CO, New York - Bendera Palestina untuk pertama kalinya resmi berkibar di markas besar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Rabu tengah hari waktu setempat atau Kamis pukul 00.00 WIB, 1 Oktober 2015.
Pengibaran bendera ini hanya beberapa saat dilakukan setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato pada Majelis Umum PBB sementara dia mengakhiri solusi dua negara yang sudah berumur 20 tahun dengan Israel.
Menulis pada editorial Huffington Post, Abbas menyebut keputusan PBB mengibarkan bendera Palestina yang berstatus negara pengamat non-anggota dan Tahta Suci Vatican telah membuat bangga rakyat Palestina.
Sekjen PBB Ban Ki-moon yang berdiri berdampingan dengan Abbas, menyaksikan seremoni pengibaran bendera Palestina di Rose Garden di dekat sungai East River.
"Hari ini rakyat Palestina bangga di seluruh dunia. Ini hari pengharapan. Ini simbol pengingat yang penting," kata Ban-Ki moon, seperti dikutip dari Guardian, Selasa, 30 September 2015.
Ban Ki-moon mengatakan pengibaran bendera Palestina di PPB secara resmi sebagai harapan bagi masyarakat internasional bahwa status Palestina sebagai negara tercapai.
Di luar Rose Garden, seorang warga Palestina kelahiran Jerusalem yang besar di Ramallah, Ghadeer Tarazi menyaksikan pengibaran bendera Palestina. Ghadeer bertepuk tangan. "Saya sangat bahagia. Ini hari luar biasa bagi rakyat Palestina dan Palestina sendiri. Ini pengakuan atas hak rakyat Palestina mendirikan satu negara. Ini pengakuan yang diterima oleh seluruh dunia. Hanya saya berharap ini tidak sekadar simbolik. Saya berharap hal ini mewujudkan keadilan bagi rakyat Palestina," kata Ghadeer.
Duta Besar Israel untuk PBB, Ron Prosor, menyebarkan surat keberatan kepada Sekjen PBB berisi penyataan, "Sekali lagi Palestina memilih mencetak titik mudah dan tak berarti apa-apa di PBB, hanya karena mereka bisa.
Dia juga menyebut resolusi PBB yang mendukung pengibaran bendera Palestina itu sebagai sinisme politik dari Otoritas Palestina.
Sebaliknya, juru bicara PBB Stephane Dujarric menegaskan adalah terserah kepada Majelis Umum PBB untuk mengibarkan bendera Palestina, tak peduli Israel menentangnya.
Pada 10 September lalu Majelis Umum PBB mendukung resolusi pengibaran bendera Palestina setelah 119 negara anggota PBB mendukungnya, 45 abstein, dan delapan menentang, termasuk Australia, Israel, dan Amerika Serikat.
Majelis Umum PBB telah mengadopsi pengakuan de facto atas Palestina pada 2012, tapi Palestina gagal mendapatkan pengakuan penuh sebagai anggota penuh PBB karena diveto AS dan Israel, demikian laman teleSUR.
ANTARA | GUARDIAN | MARIA RITA