TEMPO.CO, Catalonia - Pemilih di Catalonia, Minggu, 27 September 2015, berpartisipasi dalam referendum untuk menentukan apakah mereka akan tetap menjadi bagian dari negara Spanyol atau berpisah dan berdiri sendiri menjadi sebuah negara merdeka baru.
Sebagaimana dilaporkan ABC News, para tokoh yang mendorong pemisahan sejak lama mendesak dilakukan referendum kemerdekaan. Namun pemerintah pusat Spanyol belum memperbolehkan dengan alasan proses akan menjadi inkonstitusional apabila hanya dilakukan dengan cara pemungutan suara seperti itu.
Baca juga:
TRAGEDI MINA: 4 Anaknya Tewas, Begini Reaksi Lelaki Ini
Bulan Darah 28 September, Kiamat? Inilah 4 Hal yang Langka
Pemilihan pada Minggu ini untuk memilih 135 anggota parlemen Catalonia, yang terletak di wilayah ibu kota Barcelona. Mereka yang ingin berpisah berpendapat jika mereka menang dengan 68 kursi, hasil itu akan menjadi mandat dan mendorong mereka memulai memisahkan diri dari Spanyol, bahkan dengan deklarasi kemerdekaan sepihak.
Jajak pendapat sendiri diperkirakan akan menghasilkan kemenangan tipis bagi pihak yang pro-kemerdekaan. Namun Perdana Menteri Spantol Mariano Rajoy, dikutip dari ABC, mengatakan akan menggunakan semua sarana hukum untuk mencegah Catalonia melepaskan diri, memperingatkan akan mencakup pengusiran dari Uni Eropa.
Warga Catalan yang terbagi dua dari pilihan itu pada dasarnya bangga dengan bahasa Catalan, yang diucapkan bersama dengan bahasa Spanyol. Mereka telah ditekan selama tiga dekade di bawah kepemimpinan diktator Jenderal Francisco Franco. Kubu pro-kemerdekaan juga telah mengorganisir unjuk rasa besar-besaran dari ratusan ribu massa dalam beberapa tahun terakhir.
Jordi Perez adalah salah satu dari 5,3 juta warga Catalan yang memiliki suara dari total penduduk yang mencapai 7,5 juta orang. Pegawai negeri yang berusia 50 tahun itu mengatakan ia akan memilih "Bersama untuk Ya"--gerakan yang setuju untuk memisahkan diri--karena ia merasa Spanyol secara historis meremehkan budaya Catalan dan bahasanya.
Baca juga:
Bulan Darah, 28 September Kiamat? Resah, Ini Kata Gereja
Jokowi Pakai Topi Gaul 62, Mau Tiru Gaya Rappe J-Flow?
"Saya ingin kemerdekaan sejak saya masih muda," kata Perez setelah memberikan suara di Barcelona. "Selama tiga abad mereka telah merampok kami dari budaya kami. Kami telah sampai pada saat untuk mengatakan sudah cukup."
Sementara Sandra Guerrero, 30 tahun, mengatakan bahwa pemilihan ini memotivasi dirinya untuk pertama kalinya ikut memilih. Guru sekolah ini memilih Partai Rakyat yang menentang kemerdekaan. "Kami warga Catalan dianggap semuanya menjadi separatis, tetapi kenyataannya adalah bahwa saya memilih 'Tidak'," kata Guerrero.
"Orang tua saya berasal dari Andalusia (di selatan Spanyol). Orang-orang dari luar Catalonia selalu memperlakukan saya dengan baik. Saya merasa bagian dari Spanyol. Saya bangga menjadi orang Catalan, tetapi juga menjadi Spanyol."
ABC NEWS | MECHOS DE LAROCHA
Baca juga:
Seru, Ketika Happy Salma Nikah Siri, dan Olga Lydia...
Kecaman Keras Rachmawati: Saya Sudah Bilang, Jangan Jokowi