TEMPO.CO, Washington - Seorang pejabat pertahanan Arab Saudi, Selasa, 19 Mei 2015, membantah "spekulasi" yang ditulis oleh media bahwa negara itu berusaha untuk memperoleh senjata nuklir dari Pakistan di tengah kekhawatiran Iran yang bersenjata nuklir.
Sunday Times of London melaporkan bahwa Arab Saudi telah "mengambil" keputusan strategis untuk memperoleh senjata nuklir dari Pakistan." Laporan itu mengutip pernyataan pejabat senior Amerika Serikat tapi tidak disebutkan namanya.
Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Arab Saudi, saat ditanya soal itu oleh CNN, mengatakan: "Saya tidak mengerti cerita apa ini. Ini telah menjadi berita selama 18 tahun dan akan terus selama 15 tahun ke depan." Pejabat itu menambahkan, "Kementerian tidak mengomentari rumor dan spekulasi."
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS menekankan, Selasa, 19 Mei 2015, bahwa Arab Saudi adalah penandatangan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. "(Negara) Ini telah berkomitmen untuk tidak pernah memperoleh senjata nuklir, dan akan menerapkan perlindungan internasional penuh untuk semua kegiatan nuklir damai," kata pejabat itu. "Kami sangat mementingkan pelaksanaan lebih lanjut Arab Saudi dari komitmen ini."
The Sunday Times melaporkan, Arab Saudi mendanai banyak program nuklir Pakistan selama tiga dekade. Langkah ini dilakukan di tengah kekhawatiran negara-negara Arab Sunni atas kesepakatan kerangka kerja program nuklir Iran dengan tujuh negara besar yang bertujuan untuk membatasi program nuklir Teheran dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
Kerangka kesepakatan itu dicapai awal April. Iran dengan negara P5+1 (Amerika Serikat, Rusia, Cina, Prancis, Jerman, dan Inggris) memiliki waktu sampai akhir Juni untuk membahas rincian kesepakatan itu.
CNN | ABDUL MANAN