TEMPO.CO, Vatikan - Presiden Kuba Raul Castro berjanji untuk menghadirkan semua rakyat Kuba bila Paus Fransiskus mengunjungi negaranya. Castro mengatakan ia bahkan mungkin akan kembali berdoa dan pergi gereja jika Paus menepati janjinya untuk mengunjungi Kuba.
Pernyataan Castro tersebut disampaikan sesaat setelah ia melakukan pembicaraan tertutup dengan Paus di Vatikan yang berlangsung selama sekitar satu jam.
Menurut pejabat Kuba dan Vatikan, Castro singgah di Vatikan dalam perjalanan kembali dari perayaan Hari Kemenangan (V-Day) di Moskow untuk mengucapkan terima kasih kepada Paus Fransiskus, yang telah memediasi dialog antara Amerika Serikat dan Kuba.
"Saya berterima kasih kepada Paus untuk apa yang dia lakukan," kata Castro kepada wartawan saat ia meninggalkan Vatikan. Adik Fidel Castro itu menyatakan bahwa ia "benar-benar terkesan dengan kebijaksanaan dan kerendahan hatinya".
"Ketika Paus pergi ke Kuba pada bulan September, saya berjanji untuk mengundang semua rakyat. Jika Paus terus seperti ini, saya akan berdoa dan kembali ke gereja dan aku tidak bercanda," kata pemimpin negara komunis Kuba tersebut, seperti dilansir RT News pada Senin, 11 Mei 2015.
"Saya dari Partai Komunis Kuba, yang tidak memungkinkan untuk percaya terhadap agama," kata Castro. "Tapi sekarang sangat mungkin. Ini merupakan langkah penting."
Setelah Revolusi Kuba pada tahun 1959, pemerintah membatasi praktik keagamaan. Pada 1990-an Havana mengadopsi posisi yang lebih ringan terhadap pengakuan dan mengurangi promosi ateisme. Kemudian Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Kuba pada 1998 dan Presiden Fidel Castro, yang menjabat selama 1959-2008, menyetujui Natal sebagai hari libur.
Pada kesempatan itu juga Paus Fransiskus dan Castro saling memberikan cendera mata. Castro memberikan lukisan karya seniman kontemporer Kuba, Kcho (Alexis Leiva Machado) yang terinspirasi oleh komitmen Paus untuk membawa nasib para migran dan pengungsi menjadi perhatian dunia yang lebih luas. Adapun Paus memberi medali yang menggambarkan St Martin dari Tours, salah satu orang kudus Kristen yang paling akrab dan terkenal.
Pada Desember 2014 Vatikan mengungkapkan bahwa paus berusia 78 tahun telah itu memberikan kontribusi terhadap perundingan AS-Kuba, sehingga solusinya dapat diterima kedua negara. Vatikan juga menjadi tuan rumah pertemuan pejabat Kuba dan AS.
RT NEWS | YON DEMA