TEMPO.CO, Singapura - Hakim Pengadilan Negeri Singapura memutuskan Amos Yee, 16 tahun, tidak bersalah atas dua dakwaan jaksa mengenai pernyataannya di video yang diunggah di YouTube tentang pemakaman Perdana Menteri Singapura pertama, Lee Kuan Yew, dan pelecehan terhadap umat Kristen.
Amos muncul di Pengadilan Negara Singapura hari ini, 7 Mei 2015, setelah penahanannya pada 29 Maret lalu. Sidang tersebut dihadiri orang tua Yee, seorang konselor muda yang menawarkan diri menjadi pembelanya, dan Roy Ngerng, blogger Singapura lain yang terlibat dalam kasus pencemaran nama baik anak Lee, Perdana Menteri Singapura saat ini, Lee Hsien Loong.
Sebelumnya, remaja Singapura itu diancam hukuman 3 tahun penjara atas tuduhan melecehkan agama Kristen karena Yee, melalui videonya, membanding Lee Kuan Yew dengan Yesus.
Menurut pengacara Amos, Alfred Dodwell, putusan ini sangat menggembirakan hati remaja itu. "(Amos) mungkin sangat bersemangat dan sangat gembira dengan kasus ini dan merasa sangat percaya diri tentang hal ini. Amos sangat positif. Dia percaya tidak ada yang salah dan mempertahankan ucapannya," ucap Alfred Dodwell, pengacara Yee.
Kasus Amos menghidupkan kembali kekhawatiran tentang praktek pembatasan sosial media dan telah memunculkan kritik dari aktivis hak asasi manusia.
Di luar Pengadilan Negara Singapura, beberapa pendukung Amos menunggu sejak pagi. "Saya beragama Kristen. Saya tidak tersinggung," kata John Loh, 65 tahun. "Bahkan, jika saya (tersinggung), saya akan memaafkannya."
REUTERS | MECHOS DE LAROCHA