TEMPO.CO, Singapura - Khatib Jumat di satu masjid di Singapura dihukum membayar denda sebesar 4.000 dolar Singapura atau setara Rp 38,1 juta sebagai hukuman atas kotbahnya yang dinilai menyuarakan permusuhan terhadap umat nonmuslim.
Nalla Mohamed Abdul Jameel, sang khatib, datang ke pengadilan dengan didampingi beberapa tokoh agama lainnya pada hari Senin, 3 April 2017 untuk membayar denda.
"Pemimpin agama yang mengeluarkan pernyataan seperti itu akan dimintai pertanggungjawabannya atas tindakannya. Berdasarkan undang-undang Singapura, kami melarang siapapun untuk berkotbah atau memecah belah dan menghakimi dengan merujuk pada ayat-ayat agama," ujar pernyataan pers kantor Kementerian Dalam Negeri Singapura menanggapi hukuman terhadap Nalla.
Baca juga: Mesir Tunjuk Khatib Perempuan Ceramah di Masjid
Nalla yang berasal dari India sebelumnya menyatakan permintaan maaf kepada perwakilan umat Kristen, Sikh, Taoisme, Budha, Hidu, dan perwakilan Federasi Muslim India.
Nalla mengatakan dirinya sangat menyesal dengan perbuatannya yang menimbulkan ketidaknyamanan, ketegangan, bahkan trauma akibat isi kotbahnya.
Pengacara Nalla, Noor Marican mengatakan kliennya telah menerima hukuman itu dan senang tidak dijebloskan ke penjara. Singapura memberlakukan hukuman penjara tiga tahun bagi siapa saja yang menyuarakan permusuhan agama. Selain menghukum penjara, orang yang bersalah membayar denda atau kedua-duanya yakni bayar denda dan masuk bui.
Ketua parlemen Singapura, Halimah Yacob mengatakan permintaan maaf Nalla merupakan langkah positif yang patut dipertimbangkan. "Saya pikir yang terpenting adalah dia menyadari apa yang dia lakukan adalah keliru," ujar Halimah.
Kotbah Nalla yang dinilai menyuarakan permusuhan terjadi pada Januari dan Februari 2017 lalu. Dalam berkotbah, Nalla mengutip isi ayat dalam bahasa Arab tua yang aslinya itu dari desanya di India.
Ayat itu isinya : Allah menolong kita menolak Yahudi dan Kristen. Kemudian diketahui ayat itu tidak berasal dari Al-Quran.
Rekaman video Kotbah Nalla kemudian diunggah di Facebook yang kemudian memunculkan debat seru. Hingga Menteri bidang urusan Muslim , Yaacob Ibrahim turun tangan menyerukan perdamaian dan persatuan pada umat Muslim.
CHANNEL NEWS ASIA | STRAIST TIMES | MARIA RITA