TEMPO.CO, Beaconfield - Anak berusia 4 tahun, Emilie-Lea Hayward, hanya mengkonsumsi yogurt sepanjang hidupnya. Sehari, Emilie bisa menghabiskan 30 kotak yogurt.
"Saya memberinya ASI, kemudian memberikan susu formula dan kemudian yogurt. Tapi dia tidak menginginkan hal lain setelah itu. Saat ia tumbuh besar keluarga saya terus berkata jika ia akan keluar dari kebiasaan itu, tapi saat ini dia sudah memasuki masa pra-sekolah dan saya benar-benar khawatir," kata ibu Emilie, Naomi, 32 tahun.
Emilie adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Jika adik-adiknya memiliki pola makan yang normal, Emilie hanya mengkonsumsi yogurt. Bahkan, setiap kali ditawarkan makanan selain yogurt, Emilie menjadi histeris. Yogurt adalah susu asam kental yang dikhususkan menjadi barang konsumsi orang dewasa.
Naomi sudah berusaha dengan segala macam cara untuk membujuk Emilie agar mengkonsumsi makanan secara normal. Naomi mencoba mempengaruhi Naomi lewat teman-temannya. Tapi usaha Naomi tidak pernah berhasil.
"Dia akan histeris jika Anda meletakkan sesuatu di sendok dan memberikan itu pada dia. Saya tidak bisa memaksa memberinya makan dan saya mulai berpikir dia tidak akan keluar dari kebiasaannya itu," kata Naomi.
Emilie makan enam kotak saat sarapan dan dua lusin lain sepanjang hari. Emilie juga akan hanya makan yogurt dengan rasa raspberi dan stroberi. Dengan satu sendok teh gula dalam setiap kotak, Emilie mengkonsumsi dua kali asupan harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa tersebut.
Selama setahun biaya untuk makanan ini mencapai Rp 38,6 juta. Setiap hari Naomi berbelanja yogurt di supermarket.
Meskipun dokter yang telah memeriksa anak itu mengatakan kebiasaan makannya tidak mempengaruhi kesehatan, Naomi khawatir dengan masa depan putrinya. "Ini tidak mempengaruhi kesehatannya. Kami telah melakukan tes darah dan dia tidak menderita anemia atau apa pun dan itu semua normal," kata Naomi.
"Kami pikir dokter anak akan dapat membantu tapi dia tidak punya kasus seperti itu sebelumnya. Saran dokter adalah hanya membiarkannya menjalani secara alamiah dan dia akan keluar dari kebiasaan itu, tapi aku tidak yakin bahwa dia akan melakukannya," ujar Naomi.
Juru bicara British Dietetic Association, Nicole Rothband, mengatakan mungkin ada komplikasi jika anak itu bertahan dengan pola makannya. "Ini adalah kasus yang sangat tidak biasa," kata Rothband.
"Dia mungkin akan mendapatkan cukup protein dan energi dari itu dan dia pasti akan mendapatkan cukup kalsium. Masalahnya dia akan mengalami kekurangan mineral dan vitamin. Tidak ada zat besi yang didapat dari makanan itu dan kita menemukan anak-anak yang mengandalkan secara eksklusif pada susu menjadi berbahaya dari anemia," tutur Rothband.
EXPRESS | MECHOS DE LAROCHA