TEMPO.CO, Toronto - Sekelompok peneliti dan jurnalis Kanada membangun database online pertama yang berisi dokumen yang dibocorkan mantan analis National Security Agency (NSA), Edward Snowden. NSA adalah badan intelijen sinyal Amerika Serikat.
Tim yang mengelola database Snowden Surveillance Archive ini berharap proyek itu akan membantu kepentingan umum dalam penggunaan dokumen yang dibuka Snowden agar lebih sadar tentang bagaimana pemerintah memata-matai warganya.
Arsip dokumen Snowden saat ini masih berisi 386 file, termasuk dokumen-dokumen rahasia NSA, glosarium dari nama sandi yang digunakan oleh badan intelijen dan berita yang terkait dengan bocoran itu. Database itu masih berisi sebagian kecil dari hampir 50 ribu dokumen yang diberikan Snowden kepada wartawan Glenn Greenwald dan pembuat film Laura Poitras pada 2013.
Proyek ini datang bersama-sama melalui upaya ganda dari Surveillance Project at the University of Toronto and Canadian Journalists for Free Expression (CJFE). Ide ini kabarnya dipicu oleh mahasiwa University of Toronto yang menjadi frustrasi oleh kesulitannya dalam berburu potongan-potongan file bocoran Snowden yang tersebar di Internet.
Dokumen-dokumen yang ada dalam database itu termasuk pengungkapan tentang aksi mata-mata NSA dan lembaga koleganya di Inggris, GCHQ, serta tiga anggota lain dari "Aliansi Five Eye", termasuk Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
Snowden mendapatkan suaka di Rusia setelah membocorkan dokumen rahasia itu pada 2013. Bocoran Snowden mengungkapkan bahwa NSA dan GCHQ memata-matai komunikasi jutaan orang di seluruh dunia melalui Internet, menyadap komunikasi politikus dari berbagai negara.
IBTIMES.COM | ABDUL MANAN