TEMPO.CO, Jeddah - Angka rata-rata amputasi akibat kencing manis atau diabetes meningkat hingga 404 persen dalam kurun waktu delapan tahun. Sedangkan amputasi karena kecelakaan lalu lintas turun 39,8 persen. Keterangan tersebut disampaikan Kementerian Kesehatan Arab Saudi, sebagaimana ditulis Arab News, Kamis, 5 Maret 2015.
Madinah, kota sejuk berjarak sekitar 450 kilometer dari Mekah, menempati urutan paling atas kasus yang ditimbulkan oleh diabetic gangrene sehingga pasien harus diamputasi. Di kota tersebut, angkanya mencapai 25 persen.
Adapun di Kota Tabuk, kasus tertinggi yang berakhir dengan amputasi adalah kecelakaan lalu lintas. "Angkanya bisa mencapai 32 persen," tulis Kementerian.
Diabetic gangrene adalah salah satu penyakit komplikasi kronis pada pasien diabet. Menurut seorang dokter yang tak bersedia disebutkan namanya, pasien yang menderita penyakit ini akan mengalami kerusakan pada pembuluh darah kecil, sehingga sel-sel yang semestinya diberi makan oleh pembuluh kecil itu tidak mendapatkan asupan makanan. Buntutnya, sang pasien mengalami tukak. "Penyembuhan lukanya sulit, karena lukanya menganga terus," ujarnya.
Angka amputasi akibat diabetic gangrene di Saudi meningkat hingga 51,4 persen pada 2014, bandingkan dengan 2006 yang hanya 11,3 persen.
Menanggapi meningkatnya kasus diabetes ini, Nagwa Mousa, ahli medis, mengatakan kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan kurangnya suplai darah ke kaki memberikan kontribusi terhadap amputasi yang ditimbulkan oleh diabetes dan gangren.
"Kencing manis sebenarnya mudah dikontrol, asalkan pasien bersedia melakukan latihan fisik, berolahraga secara teratur, dan mempertahankan kesehatannya dengan cara diet sehat," kata Mousa.
ARAB NEWS | CHOIRUL