TEMPO.CO, Beijing - Cina telah menunjukkan kekuatannya di panggung global. Karena itu, pemerintah menetapkan kebijakan-kebijakan yang dianggap dapat melindungi citra negaranya. Salah satu dari kebijakan itu adalah menindak wisatawan Cina yang berperilaku buruk saat bepergian ke luar negeri.
Media pemerintah telah melaporkan bahwa Administrasi Pariwisata Nasional akan mencatat wisatawan yang bermasalah dan menentukan peringkat mereka pada tingkat keparahan perilaku mereka yang buruk. (Baca: Snowden: Cina Curi Desain Pesawat F-35.)
Kepala badan pariwisata negara itu, Li Jinzao, juga mengumumkan taktik baru untuk secara terbuka mempermalukan mereka yang berperilaku tak pantas. Pejabat Cina juga menganjurkan wisatawan lain untuk mempermalukan wisatawan Cina dengan mengumpulkan bukti foto dari perilaku buruknya.
Mereka yang terdaftar akan menerima pesan ketika sampai di negara tujuan untuk mengingatkan mereka agar berperilaku sepantasnya. Ancaman hukuman membayangi mereka yang tidak patuh.
Rezim baru hadir setelah sejumlah insiden yang melibatkan wisatawan Cina, termasuk seorang remaja muda yang merusak Kuil Luxor di Mesir dengan mengukir namanya ke situs warisan dunia itu. (Baca: Minat Turis Cina ke Indonesia Minim, Apa Sebabnya?) Insiden lainnya terjadi pada sebuah penerbangan Air Asia yang menyebabkan media pemerintah Cina mengutuk warga negara mereka dengan mengatakan mereka "berperilaku seperti orang barbar."
Ini bukan pertama kalinya pemerintah Cina proaktif dalam membimbing rakyat ke arah perilaku sosial yang benar saat berada di luar negeri. Pada tahun 2013, badan pariwisata Cina merilis buku setebal 64 halaman berjudul Pariwisata Beradab yang berisi tip seperti tidak mengupil di depan umum, buang air kecil di kolam renang, atau mencuri baju pelampung dari pesawat.
NEWS.COM.AU | WINONA AMANDA
Baca juga:
Jadi Tersangka, Kenapa BG Belum Dinonaktifkan?
Pelaku Mutilasi Bocah Riau Dituntut Hukuman Mati
Israel Gagalkan Serangan Milisi ISIS
Besok, Ahok Gelar Pelantikan Jilid II