Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pria Bersenjata Ditangkap di Kediaman John Howard

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Sydney:Seorang pria dengan pisau digenggamannya ditahan setelah berusaha melemparkan sebuah bungkusan yang tersulut api dari luar pagar kediaman resmi Perdana Menteri Australia, John Howard, di Sydney, Kamis (7/7). Dalam insiden itu si pria yang ditaksir berusia 50 tahun mengalami luka bakar pada kakinya. Pria itu konon telah mengancam petugas pengamanan perdana menteri dengan sebilah pisau, kata seorang polisi. Tak jelas benar, apakah saat kejadian Howard berada di kediamannya atau tidak. Namun, begitu dilucuti dan diamankan, si pria tadi langsung dilarikan ke rumah sakit dibawah pengawalan ketat polisi. AFP
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemilih Australia Tinggalkan Howard

23 November 2007

Pemilih Australia Tinggalkan Howard

Survei itu menunjukkan Partai Buruh menuai 52 persen dukungan, sedangkan Partai Liberal mendapat 48 persen suara.


Gelombang Panas Menyerang Australia

1 Januari 2006

Gelombang Panas Menyerang Australia

Gelombang panas menyerang bagian tenggara Australia sejak Ahad (1/1). Akibat udara panas di utara Sydney, kebakaran yang sangat hebat dan sulit dikendalikan terjadi.


Howard Yakin Kerusuhan Rasial di Australia Tak Berlanjut

22 Desember 2005

Howard Yakin Kerusuhan Rasial di Australia Tak Berlanjut

Perdana Menteri Australia John Howard menyatakan optimistis tak akan lagi ada kerusuhan rasial di pantai-pantai wilayah Sydney.


RI Minta Warganya di Australia Waspada

21 Desember 2005

RI Minta Warganya di Australia Waspada

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra memperingatkan warga negaranya di Australia untuk berhati-hati. Mereka melarang orang Indonesia melibatkan diri dalam kerusuhan rasial di negara itu.


Hasutan Anti-Arab Terus Menyebar di Australia

15 Desember 2005

Hasutan Anti-Arab Terus Menyebar di Australia

Polisi Sydney memperingatkan kemungkinan rusuh akan kembali terjadi di kota terbesar di Australia itu, setelah tiga hari terakhir tenang. Kekhawatiran ini muncul karena pesan anti-Arab dan kulit berwarna masih terus menyebar.


Tak Ada Korban Warga RI dalam Kerusuhan di Sydney

14 Desember 2005

Tak Ada Korban Warga RI dalam Kerusuhan di Sydney

Hingga kini belum ada laporan jatuhnya korban warga Indonesia dalam kerusuhan rasial di Sydney, Australia, yang telah berlangsung empat hari. Suasana di Sydney semakin memanas.


Kerusuhan Rasial Berlanjut di Australia

13 Desember 2005

Kerusuhan Rasial Berlanjut di Australia

Polisi kini berusaha mencegah kerusuhan meluas, karena email dan SMS hasutan terus meluas. Satu di antaranya seruan perang antara pemuda kulit putih melawan pemuda Timur Tengah.


Kalla: Jemaah Islamiyah Tak Pernah Ada di Indonesia

9 Oktober 2005

Kalla: Jemaah Islamiyah Tak Pernah Ada di Indonesia

Pemerintah menegaskan bahwa organisasi bernama Jemaah Islamiyah tidak pernah ada di Indonesia. Wakil Presiden Kusuf Kalla mengatakan, organisasi itu juga terkesan tidak memiliki bentuk yang jelas.


Howard Menentang Remisi untuk Ba'asyir

6 Oktober 2005

Howard Menentang Remisi untuk Ba'asyir

Perdana Menteri Australia John Howard menyatakan bahwa remisi untuk Amir Majelis Mujahidin Indonesia Abu Bakar Ba'asyir akan membuat "kemarahan yang dalam dan abadi" di negaranya.


Australia Desak RI Larang Jemaah Islamiyah

5 Oktober 2005

Australia Desak RI Larang Jemaah Islamiyah

Menteri Luar Negeri Alexander Downer akan datang ke Jakarta guna melobi pemerintah Indonesia agar melarang keberadaan organisasi Jemaah Islamiyah, setelah bom kembali meledak di Bali.