TEMPO.CO, Jakarta - Kemeriahan malam tahun baru rupanya tidak turut dirayakan oleh pemerintah Malaysia. Pemerintah Malaysia akhirnya memutuskan untuk tidak menggelar perayaan momen pergantian tahun kedua kalinya dalam sepuluh tahun terakhir. Salah satu alasannya karena ada bencana banjir, terutama di Pantai Timur. (Baca: Natal Emosional TKW yang Disiksa di Malaysia)
Beberapa acara yang akan digelar seperti di Putrajaya, Dataran Merdeka, dan negara-negara bagian seperti Melaka, Penang, Pahang, Negeri Sembilan pun akhirnya dibatalkan sebagai tanda penghormatan bagi orang-orang yang menderita banjir besar di Kelantan, Terengganu, Pahang, Perak, Selangor, Perlis, Kedah, dan Johor. Saat ini, Perdana Menteri Datuk Seri Mohd Najib Tun Razak dikabarkan berada di Kelantan untuk mengunjungi korban banjir dan melihat kerusakan yang disebabkan oleh banjir terburuk dalam 40 tahun terakhir tersebut. (Baca: Malaysia Memuji Indonesia Pulangkan TKI Ilegal)
Awal tahun 2005, Malaysia tak menggelar malam tahun baru bertepatan dengan peristiwa tsunami di Aceh, Indonesia, yang turut menimpa 200.000 korban di Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Maladewa, dan Sri Lanka.
Selanjutnya di 2014, tragedi penerbangan milik maskapai Malaysia terjadi. Yaitu peristiwa hilangnya Malaysia Airlines (MAS), penerbangan MH370 dan penerbangan MH17. Lantas disusul peristiwa yang masih hangat, yakni kecelakaan yang menimpa penerbangan AirAsia Indonesia QZ8501 di Laut Jawa. (Baca: Nasib MH370 Tak Jelas, Asuransi Tidak Cair)
Kali ini, perayaan berbagai warna dan bentuk kembang api beserta riuhnya terganti oleh aktivitas warga di tempat-tempat ibadah semacam masjid, kuil, gereja, untuk menyelenggarakan doa untuk kesejahteraan para korban banjir dan keluarga mereka yang tewas dalam tragedi penerbangan.
AISHA SHAIDRA | ANTARANEWS
Baca berita lainnya:
Fakta tentang 15 Korban Air Asia QZ8501
Pilot Air Asia QZ7510 Terendus Pakai Narkoba
Bodi Pesawat Air Asia Sudah Ditemukan?
Dua Spekulasi Kecelakaan Air Asia QZ8501
Pilot Pakai Narkoba, Bos Air Asia: Itu Obat Batuk