TEMPO.CO, Islamabad - Meski berhasil meraih Nobel Perdamaian dan dielu-elukan seluruh dunia, Malala Yousafzai justru mendapat cibiran dari warga Pakistan, yang merupakan tanah kelahirannya. Ia dianggap sebagai kaki tangan Barat yang mempermalukan negaranya. (Baca: Malala Yousafzai Raih Nobel Perdamaian)
“#MalalaYousafzai harusnya mendapat penghargaan Oscar, bukannya hadiah Nobel,” cuit seorang warga Pakistan, Adnan Karim Rana, seperti dikutip dari News.com.au, Kamis, 16 Oktober 2014.
Rana hanya salah satu dari segelintir orang yang menganggap Malala tak layak dapat Nobel. Banyak yang menilai kisah hidup Malala yang ditembak militan Taliban, koma, dan kemudian pindah ke London hanyalah konspirasi yang melibatkan Inggris.
“Melalui Malala mereka ingin memfitnah citra Pakistan dan Islam. Mereka mencari tokoh dari daerah sini yang atas nama muslim bisa mereka gunakan untuk melawan kami,” ujar Inquilab Khan, seorang warga Peshawar.
Bahkan, sejumlah toko buku juga menolak untuk menjual buku otobiografinya yang berjudul I Am Malala setelah mendapat ancaman dari Taliban dan anjuran kepolisian untuk tidak menjual buku tersebut.
Meskipun demikian, masih banyak warga dan politikus yang begitu menyanjung Malala. Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif bahkan memanggilnya dengan sebutan "gadis kebanggaan Pakistan". (Baca: Malala Dapat Gelar Warga Negara Kehormatan Kanada)
ANINGTIAS JATMIKA | NEWS.COM.AU
Terpopuler
Jadi Selingkuhan, Wanita Ini Ditelanjangi
WNI Anggota ISIS Ledakkan Diri di Irak
Suster Italia Suntik Mati 38 Pasien karena Kesal