TEMPO.CO, Bangkok - Krisis yang sedang melanda Thailand ternyata juga berakibat pada sektor pariwisata di negara itu. Times of India juga menuliskan bahwa krisis tersebut bisa membuat Thailand, sebagai daerah wisata terkenal di Asia Tenggara, akan kehilangan pamor. Pejabat pun mulai menyerukan untuk segera membentuk pemerintahan baru agar masalah tersebut segera diselesaikan.
"Kita harus segera membentuk pemerintahan baru. Jika tidak, tidak akan ada seorang pun yang menangani ini. Sektor pariwisata juga akan semakin menderita dan menerima dampak negatif," kata Wakil Presiden Dewan Pariwisata Thailand Pornthip Hirunkate, seperti dilaporkan The Nation, Sabtu, 24 Mei 2014.
Pornthip menjelaskan sudah ada lebih dari 50 negara yang mengeluarkan travel warning untuk mengunjungi negara itu, termasuk Hong Kong, yang merupakan penyumbang wisatawan terbanyak.
"Selain itu, wisatawan, bahkan yang dari Eropa dan Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan negara lainnya, telah menunda perjalanan mereka setelah hal ini terjadi," kata Pornthip.
Menurut Pornthip, bidang pariwisata sebenarnya telah menerima dampak negatif sejak kudeta pada 2006. Selain itu, bencana banjir besar yang terjadi pada 2011 lalu juga mengganggu aktivitas pariwisata nasional.
Sektor pariwisata Thailand memang sedang tumbuh pesat pada 2005. Thailand menampung 13,8 juta wisatawan. Pada 2013, jumlahnya meningkat sebanyak 19,6 persen menjadi 26,7 juta.
"Saat ini jalanan di Bangkok terlihat lebih sepi dari biasanya. Namun semua orang di negara ini, terutama pada sektor pariwisata, berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah ini," kata Pornthip.
RINDU P HESTYA | THE NATION
Berita Lain:
Yingluck Lengser, Ini Saran Thaksin untuk Adiknya
Paus Fransis Memulai Kunjungan ke Timur Tengah
Jatuh dari Lantai Dua, Bocah Ini Berhasil Ditangkap