TEMPO.CO, Bagdad - Sebanyak tujuh bom meledak di ibu kota Irak, Bagdad, Senin, 20 Januari 2014. Akibatnya, 28 orang tewas dan 67 warga terluka. Menurut petugas kepolisian dan medis, serangan bom tersebut dampak dari perang di sekitar wilayah barat Fallujah dan Ramadi.
Serangan berdarah, Senin, 20 Januari 2014, juga berlangsung di kawasan yang dihuni mayoritas warga Syiah di Distrik Abu Dasheer, sebelah selatan Bagdad. Di tempat ini, sebuah bom mobil meledak di pasar padat pengunjung yang menyebabkan tujuh orang tewas dan 18 lainnya cedera.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Namun para pejuang Sunni, beberapa di antaranya memiliki hubungan dengan Al-Qaidah, secara luas dikenal kerap melakukan kekerasan mematikan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah yang dikuasai kaum Syiah.
Para pejuang Al-Qaidah dan kelompok sekutunya saat ini menguasai Fallujah dan beberapa bagian wilayah Ramadi sejak 1 Januari 2014. Kontrol atas kota tersebut sekaligus sebagai manifestasi perlawanan kelompok Sunni dan protes terhadap dominasi Syiah di pemerintahan.
Sampai Senin, 20 Januari 2014, pertempuran sporadis masih berlangsung di Fallujah dan Ramadi, Provinsi Anbar. Di kawasan ini, kelompok anti-pemerintah menyerang barak militer di Saqlawiya, sekitar 10 kilometer sebelah timur laut Fallujah.
Dalam serangan tersebut, mereka menghancurkan dua kendaraan militer, sebelum diserang balik dengan pasukan pemerintah melalui tembakan udara dari helikopter. Satu di antara penyerang dikabarkan tewas dan dua lainnya luka-luka. Namun tidak ada korban dari pihak militer.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Topik terhangat:
Banjir Jakarta Buku SBY vs Anas Banjir Bandang Manado BBM Akil Mochtar Anas Ditahan
Berita lain:
Jakarta Banjir, Ruhut Tuntut Jokowi Minta Maaf
Akil Dituding Bermain di Sengketa Pilkada Bali
Nilai Aset Akil yang Disita Capai Rp 200 Miliar
Alasan Jokowi Mau Pasang Badan untuk Pusat
Jokowi: Jakarta Bangun Waduk Ciawi dan Sukamahi