TEMPO.CO - Sebelum hidup sebagai buruan intelejen, Edward Snowden memiliki pacar, Lindsay Mills. Penari berusia 28 tahun itu telah menjalin asmara dengan Snowden selama lima tahun.
Menurut ayah Lindsay, Jonathan Mills, Snowden pergi begitu saja tanpa bercerita apa yang tengah direncanakannya. "Kepada Lindsay, Snowden cuma berkata akan melakukan perjalanan bisnis selama beberapa pekan dan akan kembali lagi," kata Mills di situs berita Guardian.
Lindsay Mills mengenal Snowden melalui situs kencan di internet. Menurut sang ayah, Lindsay memiliki sifat yang bertolak belakang dengan Snowden. Ia begitu terbuka, periang, artistik, dan suka berjalan-jalan.
Sementara Snowden begitu tertutup, pemalu, dan harus dibujuk untuk keluar rumah. "Saya sudah bertemu dengan Edward, ia orang yang baik. Bahkan mereka berencana hidup bersama," ujar Mills.
Kepada ayahnya, Lindsay pernah berbincang soal keputusan Snowden membocorkan dokumen program rahasia intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA).
Menurut Lindsay, keputusan itu sangat sesuai dengan karakter Sowden. "Dia selalu berkeyakinan kuat tentang benar tidaknya suatu hal, hingga itu menjadi masuk akal," kata Jonathan Mills menirukan pernyataan Lindsay. "Tapi hal ini tetap mengejutkan saya."
Ketika Snowden mulai membocorkan dokumen NSA, Lindsay Mills sempat menuliskan sakit hatinya di blog pribadi. Ia menuliskan, "Dunia saya telah dibuka dan ditutup sekaligus. Meninggalkan saya di lautan lepas tanpa kompas."
Lindsay pun mengatakan tengah beruraian air mata ketika menuliskan blog itu. Wajah Snowden dan hari-hari yang telah mereka lewati terus berputar dalam ingatannya. "Seseorang yang menemani aku tertawa, aku peluk, dan sangat aku cinta, kini pergi tanpa pernah mengucapkan selamat tinggal," tulis Lindsay.
MAIL ONLINE | GUARDIAN | CORNILA DESYANA