TEMPO.CO, Buenos Aires – Setidaknya delpan orang tewas dalam kekerasan yang terjadi di 17 provinsi di Argentina. Serangan yang dipicu oleh aksi mogok polisi ini dimulai sejak enam hari lalu. Kerusuhan muncul setelah polisi menuntut kenaikan gaji dan perbaikan kondisi kerja.
Kerusuhan ini juga menyebabkan lebih dari 150 orang terluka. Beberapa di antaranya menderita luka serius. Beberapa laporan menyebutkan, sekitar 300 orang telah ditangkap karena melakukan aksi penjarahan dan kekerasan.
Situasi paling menegangkan terjadi di Provinsi Tucuman, Jujuy, Santa Fe, dan Chaco. Polisi belum berhasil memulihkan keamanan di 4 wilayah ini. Sementara itu, di Tucuman dan Jujuy, terjadi penembakan secara sporadis di antara para penjarah, pemilik toko, dan polisi.
“Orang-orang Argentina cinta damai dan harmoni. Oleh sebab itu, jenis protes seperti ini tak seharusnya terjadi,” kata Jorge Capitanich, kepala kabinet menteri Argentina dalam konferensi pers yang dikutip dari Xinhua.
Petugas polisi yang melakukan protes di 17 provinsi membawa senjata untuk memeras dan menimbulkan tekanan. Padahal, pemerintah sudah menegaskan, tuntutan tidak harus dilakukan dengan cara kekerasan.
Tuntutan polisi yang berujung pada aksi mogok kerja membuat sejumlah tempat mendapat pengawasan yang minim. Hal ini memicu massa untuk melakukan aksi penjarahan di supermarket, toko-toko, dan rumah-rumah.
ANINGTIAS JATMIKA | XINHUA
Berita Terpopuler:
Ahok dan Masinis Pemberani Kereta Tragedi Bintaro
Hasil Lengkap Pertandingan Liga Champions
Kisah Penjaga Palang Kereta 1: Mual Lihat Mayat
Teknisi Beri Isyarat Kereta Akan Menabrak
Petugas KA Bintaro Korbankan Nyawa Demi Penumpang