TEMPO.CO, Washington - Mungkinkah sebuah negara melestarikan situs bersejarah di Bulan selama beberapa dekade yang akan datang? Pertanyaan ini dilontarkan situs ilmu pengetahuan Space.com, mengomentari makin banyaknya negara yang memiliki ambisi mengirimkan warganya ke bulan.
Situs ini mengomentari langkah Amerika Serikat yang diambil untuk melindungi warisan sejarah era Apollo. Legislator Amerika Serikat baru-baru ini mengusulkan RUU Bulan, yang antara lain akan menetapkan situs pendaratan Apollo di Bulan sebagai taman nasional. Dengan penetapan ini, maka negara lain yang akan mengirimkan misi ke Bulan tak boleh mendarat di lokasi yang sama dengan lokasi pendaratan Apollo.
Namun, tak semua orang mendukung wacana ini. Menurut seorang pakar kebijakan luar negeri AS, upaya ini menciptakan lebih banyak masalah daripada solusi. "RUU ini bahkan mungkin melanggar Perjanjian Luar Angkasa PBB, kesepakatan yang melarang negara-negara untuk memiliki wilayah di Bulan dan benda langit lainnya, di mana AS, Rusia dan 126 negara lain telah meratifikasinya," kata Henry Hertzfeld dari Institut Kebijakan Luar Angkasa di George Washington University.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Science pada Kamis pekan lalu, Hertzfeld merinci cara-cara yang dapat digunakan untuk melestarikan tempat pendaratan di Bulan. Dalam makalah itu, Hertzfeld dan Scott Pace mengusulkan agar pejabat pemerintah membuka jalur dialog antarnegara untuk menetapkan aturan-aturan dasar tentang bagaimana mengabadikan kenangan pendaratan di Bulan.
"Idenya adalah, Anda meninggalkan barang-barang Anda sendiri di sana, begitu juga orang lain," kata Hertzfeld pada Space.com.
Pendekatan internasional ini, katanya, bahkan mungkin membantu meringankan hubungan yang tegang antara Amerika Serikat dan negara-negara yang memiliki ambisi luar angkasa lainnya, seperti Cina dan Rusia. "Jika berhasil, perjanjian ini selain melindungi artefak di Bulan, bisa juga membantu untuk mencairkan beberapa hubungan," kata Hertzfeld.
Sementara perusahaan swasta yang hendak mengirim misi ke Bulan perlu berafiliasi dengan pemerintah negara asalnya. "Mereka tetap harus tunduk pada perjanjian internasional," kata Hertzfeld.
NASA sebelumnya sudah melakukan sejumlah langkah untuk melindungi situs dan instrumentasi mereka di Bulan. Pada 2011 , NASA mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa kelompok swasta yang berpartisipasi dalam Google Lunar X Prize --kompetisi dengan hadiah US$ 30 juta bagi perusahaan pertama yang mendarat dan melakukan tugas-tugas tertentu di Bulan-- agar tidak merusak peralatan badan antariksa itu di Bulan. Beberapa peralatan milik NASA itu masih berfungsi untuk mengumpulkan data ilmu pengetahuan.
SPACE.COM | TRIP B