TEMPO.CO, Yerusalem – Laporan setebal 108 halaman dari Center of Legal Medicine di Lausanne, Swiss, mengatakan tes yang dilakukan pada jenazah Yasser Arafat menunjukkan adanya kandungan polonium-210 yang cukup tinggi.
Hal ini memunculkan dugaan bahwa pemimpin Palestina itu meninggal akibat diracun. Memang, kandungan ini bisa saja masuk dari makanan, tapi dengan dosis rendah. Jika dalam dosis tinggi seperti itu, tentu saja bisa menyebabkan keracunan yang berujung pada kematian.
Sebelumnya, sudah banyak spekulasi, terutama dari warga Palestina, yang menyatakan bahwa pemimpin mereka meninggal karena diracun. Seperti dilansir laman BBC, mereka menyakini bahwa Israel-lah yang meracuni Arafat.
Spekulasi ini terus terpendam sejak kematian Arafat pada 2004. Hingga akhir tahun lalu, jenazah Arafat kembali diangkat untuk diotopsi. Pasalnya, banyak yang meragukan bahwa pria yang wafat pada usia 75 tahun ini meregang nyawa akibat kelainan darah karena stroke.
Meski penyelidikan menunjukkan adanya kandungan potasium berbahaya, tapi belum jelas apakah Arafat benar-benar diracun. Jika benar diracun, apakah benar itu dilakukan oleh Israel. Tim penyelidik masih terus berusaha untuk mengungkap misteri ini.
ANINGTIAS JATMIKA | BBC
Terpopuler
Hakim Cantik Vica Disebut Suka Aneka Pria
Para Petinggi Demokrat Keroyok Jokowi
Cara Ratu Atut Habiskan Rp 1 Miliar untuk Dandan
Mahfud soal Tudingan Akil: Saya-BW Ngaji Bareng
Ini Foto Ibas dengan Baju Lengan Pendek
Akil Mochtar: Mahfud Md. Pernah Langgar Kode Etik
Mengundang Jokowi Harus Bayar?
Sekali Main, Iis Dahlia Dibayar Akil Rp 30 Juta
Kebencian Demokrat ke Jokowi Dinilai Menjadi-jadi