TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Al Shifa, yang terkena serangan rudal pada Jumat, 10 November 2023, adalah yang terbesar di Jalur Gaza yang luasnya 360 km persegi.
Dalam beberapa pekan terakhir Israel mengatakan militan Hamas menyembunyikan pusat komando dan terowongan di bawahnya serta rumah sakit lainnya.
Hamas, otoritas kesehatan dan direktur Shifa membantah bahwa kelompok tersebut menyembunyikan infrastruktur militer di dalam atau di bawah kompleks tersebut dan mengatakan mereka akan menyambut baik inspeksi internasional.
Apa itu Al Shifa?
Shifa adalah kompleks bangunan dan halaman yang luas, berjarak beberapa ratus meter dari pelabuhan perikanan kecil di Kota Gaza, diapit di antara kamp pengungsi Beach dan lingkungan Rimal di kota tersebut.
Namanya berasal dari kata Arab yang artinya "penyembuhan" - umum untuk rumah sakit di Timur Tengah.
Sejarahnya
Dibangun pada tahun 1946 pada masa pemerintahan Inggris, dua tahun sebelum Inggris menarik diri dari Palestina. Bangunan ini selamat dari invasi Mesir pada tahun 1948 dan dua dekade pemerintahan militer Mesir.
Pada tahun 1967, Israel merebut dan menduduki Jalur Gaza dan Shifa tetap menjadi titik fokus – jauh sebelum Hamas – di mana banyak warga Palestina ditawan dalam bentrokan dengan pasukan Israel.
Pada 1971, Times of London melaporkan baku tembak antara seorang militan Palestina yang bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang perawat dan patroli tentara Israel yang sedang menggeledah rumah sakit.
Pada 1987, selama minggu pembukaan Intifada Pertama melawan pendudukan Israel, The New York Times melaporkan sebuah konfrontasi ketika beberapa ratus warga Palestina di luar Shifa melemparkan batu ke arah tentara Israel sambil berteriak, "Ayo bunuh kami semua atau keluar!"
Desain Ulang dan Perluasan
Selama tahun 1980an, kompleks rumah sakit ini direnovasi dan didesain ulang oleh arsitek Israel, menurut laporan berita Israel.
Zvi Elhyani, pendiri Arsip Arsitektur Israel, menulis di Ynet pada 9 November: "Dengan bantuan dukungan Amerika, Israel memulai proyek untuk merombak dan memperbesar kompleks rumah sakit. Upaya ini juga melibatkan pemasangan lantai beton bawah tanah. Dalam keadaan yang menyedihkan, wilayah bawah tanah ini telah diambil alih dalam beberapa tahun terakhir oleh Hamas," tulisnya tanpa memberikan bukti klaim tersebut.
Jatuh ke Tangan Hamas
Pada 1994, pasukan keamanan pimpinan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat yang didominasi Fatah memberi hormat kepada bendera Palestina ketika bendera tersebut dikibarkan di atas rumah sakit ketika warga Palestina diberikan otonomi terbatas di Gaza selama proses perdamaian Oslo.
Kendali efektif atas Gaza berpindah dari Otoritas Palestina yang didominasi Fatah ke Hamas setelah kemenangan mengejutkan kelompok Islam tersebut pada pemilu tahun 2006, dan pengambilalihan militer atas Gaza pada tahun 2007.
Selama perebutan kekuasaan antara Fatah dan Hamas menjelang pengambilalihan tersebut, para pejuang dari kedua belah pihak dirawat di Shifa dan rumah sakit lainnya, di bawah suatu bentuk gencatan senjata yang tidak akan merugikan pihak lain yang terluka.
Israel sebelumnya mengklaim bahwa Hamas menggunakan area bawah tanah di Shifa untuk bersembunyi – mereka mengatakan hal yang sama selama perang tahun 2008-2009 yang menewaskan lebih dari 1.400 warga Palestina dan 13 warga Israel. Klaim tersebut tidak dapat diverifikasi.
REUTERS
Pilihan Editor: Pejabat Gaza: Dua Pasien Meninggal Dunia di Rumah Sakit yang Dikepung Israel