TEMPO.CO, Tripoli - Kepala keamanan Libya, Abdelmonem Essid, bangga dituduh terlibat dalam penculikan Perdana Menteri Ali Zeidan pada 10 hari lalu. Essid menyatakan berada di balik penahanan Zeidan.
Sejumlah pria bersenjata menculik Zeidan dari sebuah hotel di Tripoli pada 10 Oktober 2013 lalu sebelum dia dibebaskan dan muncul di televisi beberapa jam kemudian. Dalam penampilannya di layar kaca, Zeidan menuduh salah satu partai politik di Mesir berada di balik penculikannya guna melakukan kudeta.
"Saya bangga terlibat dalam penahanan Ali Zeidan," ucap Abdelmonem Essid, Kepala Unit Anti-Kejahatan Kementerian Dalam Negeri, kepada para wartawan di Tripoli, Ahad, 20 Oktober 2013.
Pernyataan Essid itu disampaikan dalam acara jumpa pers sekaligus untuk menepis isu soal keterlibatan dua anggota Kongres Nasional Jenderal (GNC) dari kelompok Islam, Mohammed al-Kilani dan Mustafa al-Triki, dalam penculikan tersebut.
Sebelumnya, Zeidan pernah mengatakan ada tiga tokoh (partai) terlibat dalam penculikannya. Oleh sebab itu, pemerintah akan menyeret mereka ke meja hijau. "Dua politikus Islam turut ambil bagian dalam penculikan," kata Zeidan.
Kilani dan Triki mengakui mencoba menggagalkan pemerintahan Zeidan, namun keduanya tak mendapatkan dukungan dari Kongres.
Pada Ahad, 10 Oktober 2013, Zeidan menegaskan bahwa para penculiknya memaksa dia mengundurkan diri dari kursi Perdana Menteri. Zeidan dihadapkan pada mosi tidak percaya dari sejumlah anggota GNC, khususnya dari Partai Pembangunan dan Keadilan Islam, serta kelompok independen. Menurut mereka, Zeidan telah gagal menangani gelombang unjuk rasa terhadap penutupan pelabuhan minyak dan memangkas ekspor sebagai anggota OPEC.
Menurut Zeidan, Libya telah kehilangan US$4,89 miliar (sekitar Rp 56 triliun) akibat unjuk rasa penutupan produksi minyak yang berlangsung selama berbulan-bulan. "Bahkan, pada satu titik, Libya tidak memproduksi lebih dari separuh produksi minyak dari 1,4 juta barel per hari," ujarnya.
Dalam keterangannya kepada media pada acara jumpa pers secara terpisah, Zeidan mengatakan, anggota Kongres, "Telah gagal menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis dan mencoba untuk menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka."
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Ical Anggap Dinasti Atut Baik dan Untungkan Partai
Banyak Kebakaran, Jokowi: Memang yang Bakar Saya?
Kamar Digeledah, Gayus: Bongkar Saja Pak!
Airin Menyewa Hotel Selama di Harvard
Ani Yudhoyono Abadikan Momen Pesta Azima Rajasa