TEMPO.CO, Manila - Tim penyelamat Filipina melanjutkan penggalian reruntuhan gedung guna mencari korban selamat akibat gempa berkekuatan 7,2 skala Richter, Selasa, 15 oktober 2013, yang menewaskan sedikitnya 151 orang di Kepulauan Bohol, Cebu, dan Siquijor.
Sejumlah pejabat Filipina, pada Rabu, 16 Oktober 2013, mengatakan, jumlah korban luka-luka mencapai 234, dan sediktinya 22 orang lainnya hilang. Sebagian dilarikan ke rumah sakit, gereja, dan sebuah rumah di Kota Loon di Kepulaian Bohol, sekitar 630 kilometer sebelah selatan Manila.
"Yang paling berat terkena bencana adalah Kota Loon dan masih ada proses pemulihan di sana," kata Edgardo Chatto, Gubernur Bohol.
Di Kepulauan Bohol yang menjadi pusat gempa, petugas keselamatan mengatakan, mereka menghitung sedikitnya 100 korban ditemukan tewas. "Akibat gempa sebanyak 23 jembatan hancur dan lima jalan utama ditutup. Hal ini menyulitkan proses penyelamatan," kata seorang pejabat setempat.
Koresponden Al Jazeera, Jamila Alindogan, mengatakan, pemerintahan setempat menyebut telah terjadi 800 gempa susulan sejak lindu mematikan itu terjadi, Selasa, 15 Oktober 2013. Sesekali terjadi getaran yang menyebabkan beberapa kerusakan. Warga tidak berani kembali ke rumah masing-masing.
"Isu terbesar saat ini di Bohol adalah masalah keamanan," kata Alindogan. Patrick Fuller dari Palang Merah mengatakan kepada Al Jazeera, pihak berwenang sangat cepat menanggapi musibah ini. "Butuh waktu lama untuk pemulihan, sebab banyak warga yang kehilangan rumah mereka," tutur Fuller.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terhangat
Dinasti Banten | Setahun Jokowi-Ahok | Pembunuhan Holly Angela
Baca juga
Detik-detik Pembunuhan Holly Angela Versi Polisi
Inil Barang Bukti Kasus Pembunuhan Holly Angela
Gatot Suami Holly Angela Jadi Tersangka
Polisi: Gatot Sering Curhat Soal Holly ke Surya