TEMPO.CO, Birmingham — Untuk pertama kalinya, Malala Yousafzai menceritakan secara detail mengenai penyerangannya seusai pulang sekolah hampir setahun lalu. Dalam wawancara khusus kepada BBC, Senin, 7 Oktober 2013, Malala menuturkan jalan tempat bus yang membawanya pulang sebelum insiden terjadi sangat sunyi, tidak seperti biasanya.
“Saya tidak melihat siapa pun di jalan, saat bus bergerak dari sekolah menuju rumah saya,” kata Malala mengenang insiden 12 Oktober 2012.
Biasanya, kata Malala, jalan itu penuh dengan orang lalu lalang. Bahkan, anak-anak lelaki yang biasa nongkrong di depan toko-toko sepanjang jalan pun pada hari itu tak tampak sama sekali. “Hari itu jalanan benar-benar lengang,” Malala menambahkan.
Tiba-tiba, seorang pria menghentikan bus dan menanyakan, “Yang mana Malala?” Kawan-kawan Malala saat itu spontan menoleh ke arahnya. Semula mereka mengira pria itu adalah jurnalis yang ingin mewawancarai Malala. Ternyata pria itu adalah anggota Taliban yang langsung menembak Malala dari jarak dekat.
Taliban menyatakan mereka memburu Malala karena dia berbicara lantang tentang hak-hak gadis muda mendapatkan pendidikan. Kini Malala tinggal di Birmingham, Inggris, bersama keluarganya setelah menjalani sejumlah operasi dan perawatan berbulan-bulan untuk memulihkan tengkoraknya yang retak.
Meski luka bekas tembakan masih meninggalkan cacat sementara di wajah sebelah kiri, Malala tetap optimistis menatap masa depan. Ia bercita-cita menjadi politikus saat dewasa. “Saya ingin mengubah masa depan Pakistan dan membuat pendidikan sebagai hal yang wajib,” ia menegaskan.
L BBC | SITA PLANASARI AQUADINI
Terhangat
Ketua MK Ditangkap | Dinasti Banten | APEC | Info Haji |Pembunuhan Holly Angela
Terpopuler
5 Tuntutan Jawara Banten Terkait Ratu Atut
Silsilah Dinasti Banten, Abah Chasan dan Para Istri
Beredar, Surat dari Akil Mochtar ke MK
Soal Ratu Atut, Jawara Banten 'Tantang' KPK
Akal-akalan Putusan Akil, Wani Piro?