TEMPO.CO, Beijing - Persidangan kasus suap mantan politikus Cina, Bo Xilai, digelar. Ia membantah salah satu tuduhan penyuapan terhadap dirinya pada Kamis, ketika ia muncul di depan publik untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu tahun terakhir untuk menghadapi pengadilan yang disebut 'paling politis' dalam lebih dari tiga dekade.
Bo, mantan ketua Partai Komunis dari kota Chongqing, dituduh menyuap, korupsi, dan menyalagunakan kekuasaan. Pria 64 tahun ini hampir pasti dinyatakan bersalah. Akan tetapi, penyangkalannya terhadap salah satu tuduhan bisa berarti bahwa dia tidak akan menjalani persidangan dengan tenang.
Presiden Xi Jinping, yang ingin menyeimbangkan ekonomi terbesar kedua di dunia, mengawal kasus ini untuk menjamin stabilitas dan kesatuan partai. Kejatuhan Bo, yang merupakan pendukung program Maois, disebut-sebut 'dikehendaki' oleh pimpinan Cina saat ini, dan memperjelas perpecahan dalam partai yang berkuasa.
Pengadilannya yang digelar di timur kota Jinan itu menandai puncak dari skandal politik terbesar Cina sejak 1976, yaitu sejak jatuhnya Gang of Four pada akhir Revolusi Kebudayaan.
Tampil dengan bobot badan berkurang banyak, Bo berdiri tanpa borgol. Dia mengenakan kemeja putih lengan panjang dan berdiri dengan tangan disilangkan di depannya serta diapit oleh dua polisi.
"Soal Tang Xiaolin memberi saya uang tiga kali, saya pernah mengaku itu bertentangan dengan keinginan saya selama penyelidikan Komisi Inspeksi Disiplin," kata Bo, merujuk pada badan anti korupsi partai.
Televisi pemerintah mengatakan, Bo tidak mempersoalkan bukti yang ditunjukkan di pengadilan.
Bo didakwa menerima sekitar 21,8 juta yuan (US$ 3.560.000) dari Xu Ming, seorang pengusaha yang merupakan teman dekatnya, dan Tang Xiaolin, pejabat pada perusahaan ekspor Dalian International Development Ltd yang berbasis di Hongkong.
Ia menerima suap melalui istrinya, Gu Kailai, dan putranya, Bo Guagua, begitu bunyi dakwaan terhadap Bo.
REUTERS | TRIP B