TEMPO.CO, Vatikan - Paus Fransiskus kembali menyoroti keserakahan dunia. Kepada para duta besar di Vatikan, ia menyatakan dunia kini mengalami apa yang disebutnya sebagai mengkultusan uang. Ia mendesak para pemimpin dunia untuk mereformasi sistem keuangan global dan mengakhiri "kultus uang".
Dia mengatakan uang harus melayani orang, bukan sebaliknya, 'berkuasa' atas mereka. Ia menambahkan, kini kebanyakan orang berjuang untuk hidup di bawah kediktatoran ekonomi. "Kita telah menciptakan berhala baru," katanya.
Ia menyebut, kisah penyembahan anak lembu emas kini menjelma menjadi wujud baru berupa kultus uang dan tirani ekonomi yang tak berwajah dan tak manusiawi. Ia merujuk pada isi ajaran Alkitab yang mengisahkan ketika Israel menyembah anak lembu emas saat Musa berada di puncak Gunung Sinai untuk menerima Sepuluh Perintah Tuhan.
Paus mengatakan penggelapan fiskal dan korupsi merajalela di seluruh dunia. Berbicara tentang pasar keuangan ia berkata secara virtual tirani telah didirikan, yang secara sepihak memberlakukan hukum dan aturan sendiri." Dalam banyak kasus, nilai orang dilihat dari kemampuan mereka untuk mengkonsumsi, ia menambahkan.
Ia menyerukan reformasi keuangan "sesuai garis etis akan menghasilkan pada gilirannya reformasi ekonomi yang menguntungkan semua orang".
Paus, yang akan mengunjungi sebuah perkampungan kumuh selama perjalanan ke Brasil pada bulan Juli, mendesak "mereka yang berkuasa untuk benar-benar melayani kepentingan masyarakat mereka" dan mendesak para pemimpin keuangan "untuk memperhitungkan etika dan solidaritas".
Vatikan telah mengumumkan bahwa bank yang mereka kelola akan mulai menerbitkan laporan tahunan dalam sebuah website baru. Lembaga ini juga untuk menyewa konsultan eksternal untuk memastikan prosedur yang memenuhi standar internasional melawan pencucian uang.
REUTERS | TRIP B