TEMPO.CO, London - Security Service, badan intelijen dalam negeri Inggris yang lebih dikenal dengan sebutan MI5, dilaporkan menghentikan proyek teknologi informasi bernilai jutaan dolar yang dimaksudkan untuk memusatkan penyimpanan data lembaga ini. Sistem itu seharusnya siap menjelang pelaksanaan Olimpiade London tahun lalu. Namun konsultan yang disewa MI5 gagal untuk menyelesaikannya.
Proyek bernama manajemen penyimpanan digital baru ini seharusnya memungkinkan pencarian dan pemanggilan berbagai data dan catatan MI5, dari laporan intelijen hingga arsip kertas lama. Sistem ini dimaksudkan untuk menggantikan sistem yang sudah ada, yang dianggap MI5 telah usang dan tidak layak dalam menghadapi ancaman yang dihadapi negara saat ini.
Sistem manajemen penyimpanan baru itu seharusnya online pada saat Olimpiade dimulai di London tahun lalu, untuk membantu badan intelijen Inggris mengidentifikasi kemungkinan ancaman teroris dalam pertandingan itu. Namun pada Juli 2012, beberapa minggu sebelum acara, MI5 memecat perusahaan konsultan teknologi informasi yang bertanggung jawab untuk proyek pengembangan sistem tersebut karena gagal memenuhi tenggat waktu yang ditentukan.
Direktur MI5 saat itu, Jonathan Evans mengatakan, sistem baru itu akan diimplementasikan di kemudian hari. Dinas rahasia ini menyewa konsultan teknologi informasi yang baru untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Menurut media Inggris, Independent, proyek itu gagal difungsikan dan awal tahun ini Evans memutuskan untuk membatalkannya dan memulai lagi dari awal dengan generasi terbaru dari teknologi informasi. Surat kabar itu melaporkan bahwa dengan tak dipakainya hasil yang didapat sebelumnya berarti hilangnya sekitar US$ 140 juta. Kementerian Dalam Negeri Inggris tidak mengomentari kelanjutan nasib proyek itu dan laporan soal angka kerugiannya.
Russia Today | Abdul Manan