TEMPO.CO, Washington - Bom yang meledak saat lomba lari Boston Marathon melahirkan kecaman pada polisi federal Amerika Serikat, FBI. Lembaga ini dianggap gagal mengendus serangan sebelumnya.
Namun, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, justru membelanya. Menurut Obama, para pejabat intelijen Federal bertindak cukup dalam mencari jalan mengenai apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Namun, ia menyatakan, tak akan menoleransi adanya salah langkah.
"Berdasarkan apa yang saya lihat sejauh ini, FBI melakukan tugasnya. Departemen Keamanan Dalam Negeri melakukan apa yang seharusnya dilakukan," kata Obama. "Tapi ini adalah hal yang sulit."
Presiden menyatakan, mereka telah melakukan prosedur standar. Namun, ia tak menyinggung soal peringatan Rusia untuk menyelidiki salah satu dari dua tersangka pemboman, Tamerlan Tsarnaev.
Tahun itu, pihak berwenang Rusia memperingatkan Amerika Serikat tentang kekhawatiran bahwa Tamerlan Tsarnaev menjadi semakin radikal. Rusia juga mempertanyakan ibu Tsarnaev, Zubeidat Tsarnaev.
Akan tetapi, FBI tidak menemukan bukti aktivitas ekstremis dan menutup kasus ini. Tamerlan Tsarnaev diizinkan untuk melakukan perjalanan tahun berikutnya ke wilayah Rusia yang bergolak dan kembali ke Amerika Serikat setelah enam bulan. Kini investigasi dilakukan untuk melihat kemungkinan kaitan antara Tsarnaev dan kelompok-kelompok selama waktu itu di wilayah tersebut.
Tiga orang tewas dalam serangan Bom Boston dan lebih dari 260 orang terluka, 20 di antaranya masih dirawat. Pihak berwenang mengatakan Tamerlan Tsarnaev dan adiknya, Dzhokhar, membunuh seorang perwira polisi beberapa hari setelah serangan itu.
REUTERS | TRIP B
opik Terhangat:
Harga BBM | Susno Duadji | Gaya Sosialita | Ustad Jefry | Caleg
Berita Terpopuler:
Pengedar Sabu itu Ternyata Perwira Berprestasi
VIDEO Susno Duadji: Saya Tak Akan Lari
Jaksa Waspadai Pengawalan Bersenjata Susno
Kolonel ASB Memakai Sabu Sejak 2004
SBY: Harga BBM Naik kalau Ada Dana Kompensasi