TEMPO.CO, YANGON—Kekerasan sektarian kembali terjadi di Myanmar, Selasa 30 April 2013. Massa bersenjata batu bata merusak kaca jendela serta menjarah sejumlah toko milik warga Muslim di Kota Oakkan, 100 kilometer sebelah utara Yangon.
Insiden ini dipicu oleh tabrakan antara seorang perempuan Muslim dengan seorang biksu Buddha. Keduanya saat itu tengah berjalan kaki. Massa yang berada di dekat lokasi marah meski menurut saksi mata sang biksu berusaha meredam mereka.
“Polisi membubarkan massa dengan tembakan peringatan,” kata juru bicar presiden Myanmar, Ye Htut di akun Facebooknya. Walaupun situasi masih mencekam, namun mulai kondusif. Hingga berita ini diturunkan belum ada laporan korban jiwa maupun korban terluka maupun gedung yang dibakar.
Sedikitnya 43 orang tewas dan ribuan orang lainnya terpaksa mengungsi setelah kekerasan sektarian antara warga Buddha dan Muslim pecah di Kota Meiktila pada Maret lalu. Insiden ini dipicu oleh pertengkaran antara pemilik toko emas Muslim dengan pembeli Buddha.
Beberapa biksu dituding terlibat dalam kerusuhan tersebut. Seruan untuk memboikot usaha milik pengusaha Muslim pun santer terdengar.
Kekerasan sekatrian ini menunjukkan dalamnya ketegangan antar-agama di bawah pemerintahan Presiden Thein Sein yang mulai berkuasa dua tahun lalu. Pada 2012, sebanyak 200 orang tewas dalam kekerasan sektarian terhadap penduduk Muslim Rohingya.
L REUTERS | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI