TEMPO.CO, Boston - Bom Boston, yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 170 lainnya pada Senin lalu, 15 April 2013, tak hanya mengingatkan Amerika Serikat tentang bahaya teror yang datang dari dalam negeri. Anggota Kongres dan Senat menyebut peristiwa itu sebagai momentum untuk memperbanyak kamera pengintai di negara ini.
"Kesuksesan dan masifnya upaya penegakan hukum untuk mendapatkan video guna membantu mengidentifikasi tersangka dalam pengeboman Boston menunjukkan perlunya lebih banyak kamera pengintai pemerintah," kata anggota Kongres Amerika Serikat, Peter King, kepada NBC News.
Sejumlah kota di Amerika memang sudah memiliki CCTV. "Tapi negara ini membutuhkan kamera video lebih banyak di tempat umum," kata King, yang juga membidangi masalah keamanan dalam negeri ini. "Ini akan membuat kita selalu berada di depan teroris, yang terus mencoba membunuh kita."
Senator Lindsey Graham mengatakan kepada Washington Post bahwa pengeboman Boston merupakan bukti di dalam negeri kini merupakan "medan perang". Ia menyarankan, akan lebih baik jika Amerika memiliki pesawat tak berawak drone "di atas sana" untuk membantu melacak para tersangka, seperti Tsarnaev bersaudara: Tamerlan Tsarnaev dan Dzhokhar Tsarnaev.
Tamerlan dan Dzhokhar adalah tersangka kasus pengeboman saat pertandingan lari maraton di Boston, Senin pekan lalu. Perburuan terhadap keduanya dibantu oleh kamera CCTV di sekitar lokasi ledakan, yang memudahkan aparat keamanan untuk mengenali mereka. Tamerlan tewas tertembak saat kontak senjata dengan polisi Kamis lalu, sementara Dzhokhar tertangkap keesokan harinya.
Lalu, berapa banyak kamera yang sudah ada saat ini dan berapa banyak yang harusnya ada? Tak mudah untuk mencari data berapa banyak kamera yang dioperasikan oleh pemerintah Amerika. Saat NBC News meminta data kepada Departemen Keamanan Dalam Negeri, mereka menyarankan untuk menanyakannya kepada negara bagian masing-masing. Menurut sebuah studi, dalam satu dekade terakhir ini, ada sekitar 30 juta kamera pengintai yang terjual.
Mantan kepala kepolisian Redlands, California, Jim Bueermann, mengatakan, penggunaan kamera pengawas di sektor swasta memang sangat umum. Tapi, kata dia, penggunaan CCTV oleh pemerintah tidak masif karena alasan biaya.
American Civil Liberties Union (ACLU) menyebutkan, Chicago memiliki 10 ribu kamera, dan dianggap sebagai jaringan pemantauan perkotaan terbesar. Jaringan kamera pengintai yang direncanakan di New York, termasuk di sekitar World Trade Center di Manhattan, sekitar 3.000 kamera. Di Boston, hanya terdapat 300 kamera yang dioperasikan pemerintah.
Hanya, penambahan kamera pengintai bukan jaminan bahwa peristiwa pengeboman tak terulang. Inggris adalah salah satu contohnya. Inggris dikenal sebagai negara yang paling banyak memiliki kamera pengintai: 2 juta kamera atau sekitar satu untuk setiap 32 orang. Menurut penulis intelijen, Thomas Gordon, hingga tahun 2007, pemerintah Inggris mengalokasikan lebih dari 500 juta pound sterling untuk memasang 4,2 juta kamera, alias seperempat dari total seluruh kamera CCTV di seluruh dunia.
"London adalah salah satu kota yang paling banyak diawasi dengan kamera CCTV, dari angkutan umum ke tempat-tempat utama dan jalan-jalan kecil," kata Nick Pickles, Direktur Big Brother Watch, sebuah kelompok kebebasan sipil Inggris. Tapi, kata dia, bejibunnya CCTV itu tak bisa mencegah kerusuhan tahun 2011 atau pengeboman serentak di London tahun 2005.
Pengeboman 7 Juli 2005, yang dikenal sebagai peristiwa 7/7, adalah serangkaian serangan bom bunuh diri terkoordinasi di London. Tiga bom berurutan meledak di kereta bawah tanah dan satu di bus di Tavistock Square. Lima puluh dua warga sipil dan empat pengebom tewas dalam serangan itu, dan lebih dari 700 lainnya luka-luka.
Selain soal efektivitas, yang juga dipersoalkan dari kamera pengintai adalah bahayanya bagi privasi. "Peristiwa tragis di Boston Marathon adalah contoh yang baik tentang bagaimana teknologi ini dapat digunakan secara efektif dan terbatas," kata Amie Stepanovich, Direktur Electronic Privacy Information Center's Domestic Surveillance Project.
Namun, ia mengatakan, kelompok pendukung hak privasi khawatir bagaimana video itu digunakan secara pantas. ACLU dan sejumlah organisasi pernah mengajukan gugatan tahun 2011 kepada Departemen Kepolisian Boston. Dalam dokumen yang mereka dapatkan, pengintaian yang dilakukan polisi antara tahun 2007 dan 2010 ternyata ditujukan kepada pengunjuk rasa, bukan penjahat atau teroris.
NBC NEWS | WIKIPEDIA | ABDUL MANAN