TEMPO.CO, New York - Nasib seorang guru Bahasa Inggris SMA di New York yang perintahkan siswa berpura-pura menjadi Nazi dan pembenci Yahudi bak berada di ujung tanduk. Dia diperintahkan cuti tanpa batas dan kemungkinan pemecatan akan segera dilakukan.
Badai kritik muncul di antara para siswa, orang tua, dan guru serta mencuat ke media usai pelajaran menulis. Dalam menjelaskan makna persuasif, ia meminta para siswa menuliskan surat kepada pejabat pemerintah Nazi fiktif yang menyatakan bahwa "orang Yahudi adalah jahat."
Inspektur kotapraja Marguerite Vanden Wyngaard segera mengadakan konferensi pers untuk meminta maaf. Ia menyatakan guru itu dibebastugaskan sampai keputusan lebih lanjut diambil.
Ia tak menyebut nama guru itu, hanya menyatakan dia adalah seorang veteran.
Untuk penugasan itu, sang guru meminta siswa untuk meneliti propaganda Nazi, kemudian menulis surat mencoba meyakinkan seorang pejabat "bahwa Yahudi adalah jahat dan sumber masalah kita."
"Pilih yang gaya argumen yang akan paling efektif. Harap diingat, hidup Anda (dalam setting di era tahun 1940-an) mungkin tergantung padanya!" ujarnya, seperti ditirukan Wyngaard.
Wyngaard mengatakan dia tidak berpikir tugas itu berbahaya. "Tapi menampilkan ketidakpekaan," katanya.
Banyak siswa merasa kecewa karena tugas itu. Beberapa bahkan menolak untuk menulis esai dan mengadukan pada guru lain dan orang tua.
AP | TRIP B