TEMPO.CO, KAIRO - Jejaring sosial Twitter rupanya sedang populer di antara kepala negara, untuk berkomunikasi dengan rakyatnya. Tak terkecuali Presiden Mesir Muhammad Mursi. Presiden yang sedang diguncang berbagai aksi demonstrasi itu berjanji akan membuka sesi tanya-jawab lewat Twitter setiap hari pukul 21-21.30.
Pengumuman itu disampaikan Mursi dengan harapan meredakan kekhawatiran menyusul tindakan keras terhadap wartawan. Langkah itu juga diduga diambil untuk meredakan kekhawatiran negara-negara Barat atas pemerintahannya.
Belakangan Mursi kerap dikecam kalangan internasional akibat tindakannya terhadap wartawan, aktivis, dan tokoh media seperti satiris Bassem Youssef dan pendudukan Gereja Koptik hari minggu lalu.
Keinginan Mursi untuk berhubungan langsung dengan warga diumumkan menyusul pengumuman Perdana Menteri Hisham Qandil untuk mengamandemen 15 klausa paling kontroversial dalam konstitusi baru Mesir. Banyak kalangan mengkhawatirkan konstitusi baru akan menjadikan Mesir sebagai negara Islam.
Hari Rabu, Mursi juga membatalkan seluruh perintahnya untuk menyelidiki wartawan. Kejaksaan Agung Mesir telah memeriksa sejumlah wartawan atas tuduhan mengkritik pemerintah dan menghina agama. Pembatalan tersebut memberi anggapan bahwa Mursi menghindari tudingan dirinya bahwa menghambat kebebasan berekspresi.
GUARDIAN.UK | NATALIA SANTI