TEMPO.CO, Damaskus - Presiden Suriah Bashar Assad kembali kehilangan orang terpentingnya. Salah seorang pejabat tinggi militer, Mayor Jenderal Mohammed Ezz al-Din Khalouf, membelot bersama anaknya ke Yordania. Dalam sebuah wawancara, Khalouf mengatakan, moral orang-orang di lingkaran dalam rezim Assad telah runtuh.
Khalouf mengumumkan pemutusan hubungan dengan rezim Assad dalam video yang ditayangkan stasiun televisi Al-Arabiya. Dalam siaran itu, tampak Khalouf duduk di sebelah putranya, Kapten Ezz al-Din Khalouf, yang ikut membelot bersamanya.
Jenderal Khalouf mengungkapkan, banyak orang dalam rezim Assad sudah kehilangan kepercayaan. Namun mereka masih meneruskan tugas, sehingga Assad bisa memamerkan diri bahwa dia masih punya dukungan yang luas.
“Ini bukan masalah kepercayaan atau peran seseorang,” katanya. “Ini demi pencitraan bagi rezim, untuk memperlihatkan kepada komunitas internasional bahwa mereka menyatukan seluruh bagian masyarakat Suriah dalam rezim.”
Seif al-Hourani, aktivis dari salah satu kelompok pemberontak yang membantu Khalouf dan keluarganya keluar dari Suriah via jaringan sosial Skype mengatakan, putra Khalouf menghubungi pemberontak sekitar enam bulan lalu. Sang putra memberikan bocoran informasi sebelum meminta bantuan agar keluarganya dikeluarkan dari Suriah.
Menurut Al-Hourani, proses pengungsian itu berlangsung hampir sepekan karena kekerasan yang meletus di provinsi selatan, Daraa, titik paling mudah untuk meloloskan keluarga Khalouf melintasi perbatasan.
Pemerintah Suriah belum berkomentar soal pembelotan itu.
YNETNEWS | NATALIA SANTI