TEMPO.CO, Quito - Presiden Rafael Correa dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan Presiden Ekuador, Ahad, 17 Februari 2013, setelah panitia pemilihan mengumumkan hasil pemilu. Correa mengumpulkan 57 persen suara.
"Kami di sini untuk melayani kalian," kata Correa, dalam pidato kemenangannya di depan kerumunan pendukungnya dari balkon Istana Kepresidenan di Quito, Ahad, 17 Februari 2013.
Baca Juga:
"Tidak ada yang sanggup menghentikan revolusi," ucapnya. "Tak ada satu pun buat kami.
Seluruhnya buat kalian. Rakyat sepenuhnya memiliki hak kebebasan," katanya.
Dari hasil pengupumpulan suara 40 persen yang masuk, Correa memperoleh 56,7 persen. Sedangkan saingan terdekatnya, bekas bankir Guillermo Lasso, meraih 24 persen suara. Lasso langsung memberikan ucapan selamat kepada Correa. Di lain pihak, enam penantang lainnya hanya meraih lima persen suara.
Kemenangan Correa ini tak lepas dari program sosial dan ekonominya sehingga dia populer di mata masyarakat. Bahkan, rating ketenarannya di publik Ekuador mencapai 85 persen.
Kepada wartawan, Correa mengatakan tujuan kemenangan ini adalah untuk mengurangi angka kemiskinan. Menurut penilaian PBB, angka kemiskinan di Ekuador turun dari 37 persen menjadi 32 persen sejak dia pertama kali terpilih menjadi presiden pada 2007.
Pria 48 tahun ini terpilih menjadi presiden untuk ketiga kalinya. Di masa kepemimpinannya, Correa berhasil membawa stabilitas politik kepada 14,6 juta sehinga negara ini sanggup mengekspor minyak. Tujuh Presiden Ekuador sebelumnya memaksa rakyat bersepeda ontel ke mana mereka pergi.
Correa pertama kali terpilih menjadi Presiden Ekuador pada 2007, melalui partai sosialis yang membawa stabilitas negara. Selama pemerintahan sebelumnya, menurut ahli ekonomi lulusan Amerika Serikat, terdapat salah arah ekonomi dan pembangunan.
Ketenarannya di mata rakyat Ekuador membawanya akrab dengan sejumlah pemimpin sayap kiri Amerika Latin, termasuk Presiden Venezuela, Hugo Chavez.
Kemenangan Correa selain didukung oleh program sosial ekonominya yang diterima rakyat, juga karena kelompok oposisi tidak kompak. Kelompok oposisi yang dipimpin oleh bekas Presiden Lucio Gutierres hanya mendapatkan 5,9 persen suara.
Koresponden BBC, Irene Caselli, mengatakan, "Correa telah berhasil mengimplementasikan reformasi sosial di negaranya."
Berbicara di depan layar televisi setelah 40 persen penghitungan suara, Ketua Dewan Pemilihan Nasional, mengatakan bahwa hasil akhir tidak akan banyak berubah. Dengan demikian, Presiden Correa dinyatakan sebagai pemenangannya.
AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL
Berita dunia lainnya:
Kepada Sahabat, Pistorius Akui Bunuh Kekasihnya
Anak Stalin Ternyata Desertir Perang
Anak-anak Ini Lahir dan Besar di Penjara
Wartawan Inggris Ditembak di Sri Lanka
Ada Mumi Kucing di Inggris
Correa Kandidat Terkuat Presiden Ekuador