TEMPO.CO, Bangkok - Otoritas Thailand mengatakan, mereka berhasil menyelamatkan 700 pengungsi Rohingya asal Myanmar, Jumat, 11 Januari 2013. menurutnya, mereka merupakan korban perdagangan manusia di selatan negara.
Kolonel Polisi Thanusin Duangkaewngam mengatakan, polisi dan petugas pemerintah tiba di sebuah gudang di Distrik Sadao, Provinsi Songkhla, Jumat, 11 Januari 2013, dan menyelamatkan 307 manusia perahu Rohingya.
Para pendatang itu (kaum Rohingya) mengaku kepada polisi bahwa mereka sukarela datang ke Thailand sebagai bagian dari perjalananya mencari negara ketiga yang bersedia menampung mereka.
Atas kejadian tesebut, polisi Thailand menahan delapan orang yang diyakini sebagai pelaku perdagangan manusia. Otoritas juga mendatangi tempat-tempat penampungan sementara di distrik yang sama, Kamis, dan menemukan 397 kaum Rohingya, termasuk 11 perempuan dan 12 anak-anak.
Pejabat mengatakan, para pendatang itu akan dikembalikan ke Myanmar. "Mereka dalam kondisi merana di dalam gudang selama tiga bulan, menunggu dikirimkan ke negara ketiga," kata polisi lokal.
"Mereka kini sedang menunggu dideportasi oleh petugas kepolisian imigrasi Thailand," kata Letnan Kolonel Katika Jitbanjong, polisi lokal Padang Besar, kepada kantor berita AFP.
Aktivis hak asasi manusia meminta kepada pemerintah Thailand tidak mendeportasi suku bangsa Rohingya ke Myanmar, tempat mereka mendapatkan perlakuan diskriminasi. Thailand menolak mengakui kaum Rohingya berstatus sebagai pengungsi, oleh sebab itu mereka memilih mengusirnya karena kedapatan memasuki negara secara tidak sah atau mengirimnya ke Malaysia.
AL JAZEERA | CHOIRUL