TEMPO.CO, Damaskus - Gencatan senjata antara pasukan pemerintah Suriah dengan pemberontak belum bisa dilaksanakan saat Idul Adha. Menurut Suriah, kepastian gencatan senjata menunggu komando militer, setelah mempelajari proposal yang disampaikan utusan khusus PBB dan Liga Arab, Lakhdar Brahimi.
Dalam jumpa pers di Kairo, Rabu, 24 Oktober 2012, usai menemui sejumlah pejabat penting Suriah di Damaskus, Brahimi mengatakan pemerintah Suriah sepakat melakukan gencatan senjata dengan pemberontak menjelang Idul Adha.
Hari ini, Kamis, 25 Oktober 2012, merupakan ujian pertama apakah kedua belah pihak yang bersengketa benar-benar mematuhi genjata senjata untuk menghormati datangnya hari raya umat Islam.
Satu jam setelah Brahimi memberikan pernyataan pers, Menteri Luar Negeri Suriah menyatakan proposal yang diajukan Brahimi masih dipelajari dan "keputusan akhir akan disampaikan besok (Kamis)".
Sebelumnya, penyusunan rencana gencatan senjata dipersiapkan pada April 2012. Namun, usulan gencatan senjata itu berantakan karena kedua belah pihak saling tuduh melakukan pelanggaran.
Susan Rice, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, mengatakan kepada wartawan, "Banyak yang meragukan gencatan senjata bakal terlaksana mengingat janji Assad yang jarang ditepati."
Rice mengatakan, Amerika Serikat sangat mendukung gencatan senjata seperti yang disampaikan Brahimi. Akan tetapi, dia menambahkan, "pemerintah mesti mengambil langkah lebih dulu".
Kantor berita Reuters dalam laporannya menyebutkan, Brahimi, pada Rabu, 24 Oktober 2012, telah melapor ke Dewan Keamanan PBB bahwa Assad telah menerima gencatan senjata selama musim liburan hari raya yang dimulai pada Kamis, 25 Oktober 2012.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita lain:
Bekas Direktur Goldman Sachs Dihukum 2 Tahun
Israel-Hamas Negosiasi Gencatan Senjata Tak Resmi
Terbangkan Jet Tanpa Inspeksi, US Airways Didenda
Wasit Beri Kartu Merah kepada 36 Pemain